Nilai-nilai dalam Cerita "Gito di Kudus

Pendahuluan: Cerita "Gito di Kudus" menggambarkan kehidupan seorang anak laki-laki bernama Gito yang tinggal di kota Kudus. Cerita ini mengandung berbagai nilai ekstrinsik yang dapat dijadikan contoh bagi pembaca, terutama siswa. Nilai-nilai ini mencakup aspek moral, sosial, budaya, dan politik. Bagian pertama: Nilai Moral Cerita ini menggambarkan beberapa nilai moral yang dapat dijadikan contoh. Gito tahu cara menangkal kelaparan dengan menangkap ikan di sungai. Selain itu, cerita ini juga menggambarkan perilaku tentara PKI yang membunuh dengan diam-diam dan serba rahasia, berbeda dengan pasukan Siliwangi. Hal ini mengajarkan pembaca tentang pentingnya bertindak dengan integritas dan kejujuran. Bagian kedua: Nilai Sosial Cerita ini juga menggambarkan nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Banyak murid yang terkagum-kagum dan ada juga guru yang kagum atau tersenyum-senyum. Hal ini menunjukkan pentingnya menghargai dan menghormati orang lain, baik itu teman sebaya maupun guru. Bagian ketiga: Nilai Budaya Cerita ini menggambarkan nilai budaya yang ada dalam masyarakat. Gito mengacungkan tangannya ke arah jalan Daendels dan mengomentari kuda kencing dan berak. Hal ini menunjukkan pentingnya menghargai dan memahami budaya yang berbeda. Selain itu, cerita ini juga menggambarkan tembak-menembak yang terjadi setiap malam, yang menunjukkan betapa seriusnya situasi politik di kota tersebut. Bagian keempat: Nilai Politik Cerita ini menggambarkan nilai politik yang ada dalam masyarakat. Mata uang Republik Indonesia dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan mata uang Pemerintah Komunis, yang menyebabkan harga barang-barang menjadi lompat-lompat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya stabilitas politik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, cerita ini juga menggambarkan bagaimana pasukan Belanda menduduki kota Kudus, yang menunjukkan betapa pentingnya perlawanan dan keberanian dalam menghadapi penjajahan. Kesimpulan: Cerita "Gito di Kudus" mengandung berbagai nilai ekstrinsik yang dapat dijadikan contoh bagi pembaca, terutama siswa. Nilai-nilai ini mencakup aspek moral, sosial, budaya, dan politik. Cerita ini mengajarkan pembaca tentang pentingnya bertindak dengan integritas, menghargai dan menghormati orang lain, menghargai dan memahami budaya yang berbeda, serta betapa pentingnya stabilitas politik dalam kehidupan sehari-hari.