Potensi Ekonomi Teripang: Mengubah Masyarakat Pesisir Indonesi

Teripang, hewan kecil berlendir yang tidak menarik bagi saya, telah menjadi subjek penelitian ilmiah yang menarik perhatian dunia karena nilai nutrisinya, mineral yang tinggi, dan potensinya sebagai bahan obat. Permintaan global untuk teripang telah meningkat, mengarah pada panen yang tidak berkelanjutan dan eksploitasi laut yang tidak berkelanjutan. Program Coral Reef Rehabilitation and Management Program Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) dari Bank Dunia telah mendukung pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah ini melalui Integrated Sustainable Oceans Program. COREMAP-CTI telah mendanai Pusat Bioindustri LIPI di Lombok, di mana para ilmuwan telah melihat bagaimana komunitas lokal dapat membiakkan berbagai jenis teripang untuk dijual. Tingkat kemiskinan di wilayah pesisir Indonesia lebih tinggi daripada rata-rata nasional, dan diversifikasi mata pencaharian sangat penting bagi mereka yang bergantung pada perikanan. Berkat nilai pasar yang tinggi, biaya awal yang rendah, dan persyaratan teknologi minimal, budidaya teripang dapat menjadi kunci untuk memperkuat ekonomi lokal, meningkatkan ketahanan pedesaan, dan mengurangi tekanan pada habitat sensitif. Kami memiliki rencana besar untuk masa depan, termasuk memperluas penelitian kami tentang spesies dengan potensi komersial dan memperkuat hubungan antara penelitian dan aplikasi, termasuk berbagi teknologi dan penelitian kami dengan sektor swasta dan komunitas lokal. Saat meninggalkan Pusat Bioindustri, saya menyadari bahwa perasaan saya tentang teripang telah berubah. Meskipun saya masih tidak tertarik untuk memakannya, saya tidak sabar untuk melihat bagaimana investasi dalam modal pembangunan dapat menawarkan peluang besar untuk mengubah mata pencaharian dan membuat dampak sebesar itu.