Pengaruh Pertukaran Pemimpin dan Perilaku Penarikan Psikologis terhadap Kinerja Pegawai dengan Pemberdayaan Psikologis sebagai Variabel Mediasi pada Dinas Sosial Kabupaten Siak

Pendahuluan: Dalam dunia kerja, kinerja pegawai merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, seperti pertukaran pemimpin dan perilaku penarikan psikologis. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai pengaruh pertukaran pemimpin dan perilaku penarikan psikologis terhadap kinerja pegawai, serta peran pemberdayaan psikologis sebagai variabel mediasi dalam meningkatkan kinerja pegawai di Dinas Sosial Kabupaten Siak. Bagian 1: Pengaruh Pertukaran Pemimpin terhadap Kinerja Pegawai Pertukaran pemimpin adalah fenomena di mana pegawai mengalami pergantian pemimpin dalam suatu organisasi. Pertukaran pemimpin dapat mempengaruhi kinerja pegawai karena adanya perubahan dalam gaya kepemimpinan, komunikasi, dan pengambilan keputusan. Ketika terjadi pertukaran pemimpin yang sering, pegawai mungkin mengalami ketidakpastian peran dan kurangnya kepercayaan terhadap pemimpin baru. Hal ini dapat berdampak negatif pada motivasi dan kinerja pegawai. Bagian 2: Perilaku Penarikan Psikologis dan Dampaknya pada Kinerja Pegawai Perilaku penarikan psikologis adalah perilaku individu yang menunjukkan keinginan untuk meninggalkan organisasi. Perilaku ini dapat berupa absenisme, turnover, atau kurangnya komitmen terhadap pekerjaan. Perilaku penarikan psikologis dapat terjadi ketika pegawai merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka, kurangnya dukungan dari rekan kerja atau atasan, atau kurangnya kesempatan pengembangan karir. Perilaku ini dapat berdampak negatif pada kinerja pegawai, karena mereka mungkin kehilangan motivasi dan fokus dalam bekerja. Bagian 3: Pemberdayaan Psikologis sebagai Variabel Mediasi dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pemberdayaan psikologis adalah proses di mana pegawai diberikan kebebasan, tanggung jawab, dan otoritas dalam melakukan pekerjaan mereka. Pemberdayaan psikologis dapat meningkatkan kinerja pegawai dengan memberikan rasa memiliki terhadap pekerjaan, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan kepuasan kerja. Selain itu, pemberdayaan psikologis juga dapat menjadi variabel mediasi antara pengaruh pertukaran pemimpin dan perilaku penarikan psikologis terhadap kinerja pegawai. Dengan memberikan pemberdayaan psikologis yang baik, pegawai dapat merasa lebih termotivasi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan organisasi. Kesimpulan: Pengaruh pertukaran pemimpin dan perilaku penarikan psikologis dapat berdampak negatif pada kinerja pegawai. Namun, dengan adanya pemberdayaan psikologis sebagai variabel mediasi, kinerja pegawai dapat ditingkatkan. Dinas Sosial Kabupaten Siak perlu memperhatikan faktor-faktor ini dalam mengelola pegawai mereka. Dengan memberikan kepemimpinan yang baik, dukungan yang memadai, dan pemberdayaan psikologis yang efektif, kinerja pegawai dapat meningkat dan organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan.