Dampak Korupsi pada Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial

Korupsi adalah masalah yang mengancam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial suatu negara. Salah satu dampak utama korupsi adalah menghambat masuknya investasi, terutama investasi dari luar negeri. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) adalah salah satu cara bagi orang untuk mengetahui tingkat korupsi suatu negara. Ketika tingkat korupsi tinggi, investor cenderung menghindari negara tersebut karena mereka tidak yakin akan keamanan investasi mereka. Hal ini dapat mengakibatkan stagnasi pertumbuhan ekonomi dan produktivitas APBN yang rendah, sehingga pendapatan negara menurun dan produktivitas APBN menurun.

Selain itu, korupsi juga dapat menciptakan kesenjangan sosial yang lebar. Orang kaya dan pengusaha yang kuat dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk melakukan suap dan mendapatkan keuntungan lebih banyak, sementara orang miskin tidak memiliki akses ke praktik korupsi tersebut, sehingga mereka semakin terpuruk dalam kemiskinan. Tindakan korupsi juga dapat memindahkan sumber daya publik ke tangan koruptor, sehingga uang belanja negara semakin sedikit dan uang tersebut tidak dapat digunakan untuk membangun masyarakat melalui APBN. Hal ini dapat mengakibatkan lapangan pekerjaan yang lebih sedikit dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan masalah sosial seperti kriminalitas, kekerasan remaja, dan tingkat kecerdasan yang rendah akibat akses pendidikan yang tidak memadai.

Selain itu, korupsi juga dapat berdampak negatif pada pembangunan infrastruktur. Modus korupsi di sektor ini dapat mencapai markup yang sangat tinggi, mencapai $40\%$. Dalam kasus di mana nilai kontrak mencapai $100\%$, nilai real dari infrastruktur hanya $50\%$. Dampaknya sangat buruk, karena dapat mengancam keselamatan publik. Komisi Pemberantasan Korupsi mencatat bahwa korupsi terjadi di semua tahap pembangunan infrastruktur, mulai dari proses perencanaan hingga pelaksanaan. Biaya ekonomi tinggi akibat kualitas hasil pembangunan infrastruktur yang rendah, sehingga cepat rusak dan harus dibangun kembali. Contoh dari ini termasuk trotoar jalan, saluran air, dan jembatan yang cepat rusak dan harus dibangun kembali. Selain itu, kerusakan lingkungan akibat illegal logging, illegal fishing, dan illegal mining juga dapat disebabkan oleh suap dan gratifikasi.

Secara ringkas, korupsi memiliki dampak negatif yang signifikan pada pembangunan dan kesejahteraan sosial. Dengan mengurangi tingkat korupsi dan menerapkan praktik transparansi dan akuntabilitas, kita dapat memastikan bahwa sumber daya publik digunakan untuk kepentingan semua orang dan bahwa negara dapat mencapai potensinya penuh.