Nabi Idris dan Nabi Nuh: Utusan Allah yang Mencintai Kebenaran

Nabi Idris a.s. adalah salah satu utusan Allah swt. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat mencintai kebenaran dan diangkat ke martabat yang tinggi. Dalam kitab al-Qur'an, Allah swt. memerintahkan Nabi Muhammad untuk menceritakan kisah Nabi Idris. Beliau memberikan beberapa pedoman dasar dalam hidup bagi umat-Nya agar mereka tidak terjerumus dalam maksiat kepada Allah swt. (Q.S. Maryam/19:56-57) Selain itu, Nabi Nuh a.s. juga merupakan utusan Allah swt. Beliau adalah keturunan kesembilan dari Nabi Adam a.s. Nabi Nuh diutus kepada kaumnya yang bernama Bani Rasib yang selalu mendustakan Allah dan menyembah berhala-berhala. Beliau berdakwah kepada mereka untuk kembali menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Nabi Nuh a.s. mengajarkan kepada kaumnya untuk melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah swt. sebagai bukti akan keesaan-Nya. Beliau menunjukkan langit, bumi, matahari, rembulan, siang malam, serta kekayaan bumi berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir sebagai tanda nyata akan adanya keesaan Allah yang harus disembah. Namun, sebagian besar kaum Nabi Nuh a.s. mendustai apa yang dikatakan oleh utusan Allah yang mulia ini. Kedua nabi ini memberikan contoh yang baik dalam berdakwah kepada umat mereka. Mereka mencintai kebenaran dan berusaha untuk membimbing umat mereka agar tidak tersesat. Meskipun banyak yang mendustakan mereka, mereka tetap teguh dalam menyampaikan pesan Allah swt. Dengan mengenal kisah Nabi Idris dan Nabi Nuh, kita dapat mengambil pelajaran tentang pentingnya mencintai kebenaran dan berdakwah kepada umat dengan penuh kesabaran dan keteguhan.