Pertempuran Singgasana dan Persahabatan **

** Mentari pagi menyinari kerajaan-kerajaan yang berdiri megah di atas permukaan bumi. Di dalam istana kerajaan Ratu Shani, sebuah pertemuan penting sedang berlangsung. Melalui cermin ajaib, Ratu Shani dan Ratu Gracia berdiskusi dengan Ratu Celine dan Ratu Christy. Topik pembahasannya adalah serangan mendadak Ratu Adel dari kerajaan bawah tanah terhadap kerajaan tetangga Ratu Christy. Keempat ratu sepakat untuk membantu kerajaan yang terancam. Mereka juga mengundang para penerus tahta dari masing-masing kerajaan: Putri Ria, Pangeran Rafel, Putri Muthe, dan Pangeran Raditya. Para pangeran dan putri muda ini, dengan semangat membara, bertekad untuk membantu kerajaan yang membutuhkan. Keesokan harinya, pasukan kerajaan bersiap untuk bertempur. Putri Ria, Pangeran Rafel, Putri Muthe, dan Pangeran Raditya memimpin pasukan merah, sementara para ratu memimpin pasukan biru. Mereka semua mengenakan jimat pemberian para ratu: kalung untuk Putri Ria, gelang untuk Pangeran Rafel, anting-anting untuk Putri Muthe, dan cincin untuk Pangeran Raditya. Jimat-jimat ini diyakini dapat melindungi mereka dari bahaya. Pertempuran sengit pun terjadi. Para pangeran dan putri muda menunjukkan keberanian dan strategi yang luar biasa. Mereka berjuang dengan gigih, melindungi rakyat dan kerajaan mereka. Di tengah hiruk pikuk pertempuran, persahabatan mereka semakin kuat. Mereka saling mendukung, saling melindungi, dan saling menyemangati. Di akhir pertempuran, pasukan kerajaan berhasil mengalahkan pasukan Ratu Adel. Kerajaan tetangga pun diselamatkan. Kemenangan ini bukan hanya kemenangan atas musuh, tetapi juga kemenangan persahabatan dan persatuan antar kerajaan. Pertempuran ini mengajarkan mereka bahwa kekuatan sejati bukan hanya terletak pada kekuatan fisik, tetapi juga pada persatuan, keberanian, dan persahabatan. Mereka menyadari bahwa dengan bekerja sama, mereka dapat mengatasi segala rintangan dan melindungi kerajaan mereka.