Merangkul Perbedaan, Membangun Kerukunan **

1. Kerukunan di Sekolah: Tanggung Jawab Bersama Kerukunan di sekolah merupakan pondasi penting bagi terciptanya lingkungan belajar yang positif dan kondusif. Kerukunan bukan hanya tanggung jawab guru atau kepala sekolah, melainkan tanggung jawab bersama seluruh warga sekolah, termasuk siswa, orang tua, dan staf. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan, mulai dari menghargai perbedaan, menghormati pendapat orang lain, hingga menyelesaikan konflik dengan cara yang damai. 2. Suku Gayo: Warisan Budaya yang Kaya Suku Gayo berasal dari wilayah dataran tinggi di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Mereka memiliki budaya yang kaya, termasuk tradisi, bahasa, dan kesenian yang unik. Suku Gayo dikenal dengan keramahan dan semangat gotong royong yang tinggi. Keberagaman budaya seperti ini merupakan kekayaan bangsa yang perlu dilestarikan dan dihargai. 3. Subungan: Jalinan Kekeluargaan dalam Masyarakat Subungan dari beberapa kepala keluarga (KK) dalam suatu desa atau kelurahan membentuk dusun. Dusun merupakan unit terkecil dalam struktur pemerintahan desa. Subungan antar warga dusun menciptakan rasa kekeluargaan dan gotong royong yang kuat. Hal ini penting untuk membangun masyarakat yang harmonis dan saling mendukung. 4. Perbedaan: Kekayaan dan Keunikan Bangsa Perbedaan dapat menjadi kekayaan bangsa dan ciri khas suatu bangsa. Oleh karena itu perbedaan dianggap sebagai aset. Perbedaan dalam suku, ras, agama, dan budaya justru memperkaya bangsa dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang unik dan menarik. Menghargai perbedaan adalah kunci untuk membangun kerukunan dan persatuan bangsa. Penutup:** Kerukunan dan persatuan merupakan kunci kemajuan bangsa. Dengan merangkul perbedaan dan membangun rasa saling menghormati, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai, baik di sekolah, masyarakat, maupun di negara kita tercinta. Mari kita bersama-sama membangun Indonesia yang rukun, damai, dan sejahtera.