Perbedaan antara Lodrug dan Kethoprak dalam Seni Pagelaran Jaw

Lodrug dan Kethoprak adalah dua jenis seni pagelaran yang berasal dari Jawa. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam hal pagelaran panggung dan penggunaan bahasa Jawa, ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Lodrug, yang berasal dari Jawa Timur, menggunakan bahasa Jawa dan Madura dengan dialek Surabaya. Seni pagelaran ini memiliki sejarah panjang dan telah menjadi bagian dari kebudayaan rakyat di Jawa Timur, terutama di Surabaya. Lodrug sering kali dikaitkan dengan pacelathon, yang merupakan jenis cerita yang diperankan oleh para pemain. Pagelaran Lodrug biasanya dimulai dengan tarian remo dan diikuti oleh parikan (nembang/ngidung) yang menggambarkan cerita yang akan dipentaskan. Di sisi lain, Kethoprak berasal dari Jawa Tengah dan juga menggunakan bahasa Jawa. Kethoprak memiliki ciri khasnya sendiri dalam hal cerita yang dipentaskan. Cerita dalam Kethoprak sering kali diambil dari kisah sejarah, legenda, dongeng, babad, atau adaptasi dari cerita asing. Struktur pagelaran Kethoprak terdiri dari jejer, remo, bedhayan, dhagelan, pasulayan, perang, dan pacelathon wasana. Berikut adalah perbedaan antara Lodrug dan Kethoprak dalam seni pagelaran Jawa: 1. Asal Usul: Lodrug berasal dari Jawa Timur, sementara Kethoprak berasal dari Jawa Tengah. 2. Jenis Cerita: Lodrug lebih fokus pada cerita-cerita sehari-hari dan kehidupan manusia, sedangkan Kethoprak lebih beragam dalam jenis cerita yang dipentaskan, termasuk cerita sejarah, legenda, dongeng, babad, dan adaptasi dari cerita asing. 3. Struktur Pagelaran: Struktur pagelaran Lodrug terdiri dari tarian remo dan parikan, sedangkan struktur pagelaran Kethoprak terdiri dari jejer, remo, bedhayan, dhagelan, pasulayan, perang, dan pacelathon wasana. Dengan perbedaan-perbedaan ini, kedua jenis seni pagelaran ini memberikan pengalaman yang unik bagi penontonnya. Baik Lodrug maupun Kethoprak memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi, dan keduanya merupakan bagian penting dari warisan budaya Jawa. Dalam kesimpulan, Lodrug dan Kethoprak adalah dua jenis seni pagelaran yang berbeda dalam hal asal usul, jenis cerita, dan struktur pagelaran. Meskipun keduanya menggunakan bahasa Jawa, mereka memiliki ciri khas masing-masing yang membuat mereka unik dan menarik bagi penonton. Seni pagelaran ini merupakan bagian penting dari kebudayaan Jawa dan terus hidup hingga saat ini.