Analisis Prediksi Laba dan Titik Impas PT. INDIRA pada Tahun 2016

PT. INDIRA adalah perusahaan yang bergerak dalam perdagangan dua macam barang, yaitu barang X dan Y. Pada tahun buku 2016, perusahaan ini memiliki rencana untuk membeli 6.000 satuan barang X dengan harga beli Rp4.800 per satuan. Seluruh barang X tersebut akan dijual dengan harga Rp8.000 per satuan. Selain itu, perusahaan juga akan membeli 2.000 satuan barang Y dengan harga beli Rp3.200 per satuan. Seluruh barang Y akan dijual dengan harga Rp6.000 per satuan. Untuk menjalankan operasi dengan skala seperti itu, perusahaan harus mengeluarkan beberapa biaya operasional. Pertama, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk alat pembungkus barang. Biaya ini adalah Rp200 per satuan untuk barang X dan Rp400 per satuan untuk barang Y. Selain itu, perusahaan juga harus membayar komisi penjualan sebesar 20% dari harga jual untuk barang X dan 10% untuk barang Y. Terakhir, perusahaan memiliki biaya tetap sebesar Rp3.600.xxx (gantilah dengan tiga angka terakhir NIM anda) untuk satu tahun. Dalam konteks ini, terdapat dua perhitungan yang perlu dilakukan. Pertama, kita perlu menghitung prediksi laba yang akan diperoleh oleh perusahaan pada tahun 2016. Kedua, kita perlu menghitung banyaknya unit yang harus diproduksi agar perusahaan berada pada kondisi titik impas (BEP). Selain itu, kita juga akan membuat grafik untuk memvisualisasikan titik impas tersebut. Dengan menggunakan data yang telah diberikan, kita dapat menghitung prediksi laba dengan mengurangi total biaya operasional dari total pendapatan penjualan. Setelah itu, kita akan menghitung titik impas dengan menggunakan rumus BEP yang melibatkan biaya tetap, harga jual per satuan, dan biaya variabel per satuan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci kedua perhitungan tersebut dan juga akan menyajikan grafik yang memperlihatkan titik impas perusahaan. Dengan demikian, kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang prediksi laba dan titik impas PT. INDIRA pada tahun 2016.