Perjalanan Menjadi Siswa Program Percepatan 2 Tahun

Saya, Renata Ramadhani Purnomo Lehud, adalah salah satu siswa yang mengikuti program Percepatan 2 Tahun (P2T) di sekolah kami. Program ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan kurikulum dua tahun dalam waktu yang lebih singkat. Dalam artikel ini, saya akan berbagi pengalaman dan perjalanan saya sebagai siswa P2T. Kelas P2T kami terletak di lantai dua, tepat di sebelah kelas R³ RISET. Namun, kelas ini memiliki perbedaan yang mencolok dengan kelas-kelas lainnya. Tidak ada pintu, jendela, atau kipas di kelas ini. Bahkan, papannya pun terlihat kurang layak. Hal ini dikarenakan kelas P2T kami berada di luar ruangan dan memiliki bentuk yang berbeda dari kelas-kelas pada umumnya. Sebelum menjadi kelas P2T, ruangan ini dulunya adalah kantin tahfidz. Kantin tahfidz ini digunakan untuk menyetorkan hafalan Al-Quran. Setiap kali kami menyelesaikan hafalan, kami akan mendapatkan makanan dari guru. Namun, sekarang ruangan ini telah diubah menjadi kelas P2T yang menampung kami, siswa-siswa yang mengikuti program percepatan. Awalnya, kelas P2T terdiri dari 19 siswa. Namun, seiring berjalannya waktu, dua siswa memutuskan untuk mengundurkan diri dari program ini. Sehingga, jumlah siswa di kelas kami menjadi 17. Namun, kami menyadari bahwa jumlah siswa di kelas ini akan terus berkurang seiring dengan kemajuan kami dalam program ini. Siswa-siswa di program percepatan dinilai berdasarkan ketuntasan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM). Jika kami tidak mencapai ketuntasan dalam UKBM, kami akan turun ke kelas semula. Untuk bisa lolos dalam program P2T ini, kami harus bekerja keras dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam waktu yang sangat singkat, yaitu hanya 3 bulan. Pada semester pertama, kami diberikan waktu 6 bulan untuk melihat perkembangan kami dan menentukan siswa-siswa mana yang cocok untuk melanjutkan ke proyeksi 2 tahun. Pada semester kedua, ketiga, keempat, dan kelima, kami hanya diberikan waktu 3 bulan untuk menyelesaikan 15 UKBM. Di fase ini, kami juga harus tetap waspada karena masih ada kemungkinan untuk turun ke kelas awal jika kami tidak mencapai ketuntasan dalam UKBM. Oleh karena itu, kami harus tetap rajin dan disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Pada semester terakhir, atau semester 6, kami akan dinyatakan lolos dari program P2T dan langsung masuk ke kelas 3. Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu bagi kami, karena ini menandakan bahwa kami telah berhasil melewati semua tantangan dan tugas dalam program ini. Perjalanan menjadi siswa P2T tidaklah mudah. Kami harus terus berusaha dan tidak pernah menyerah, meskipun terkadang ada usaha yang tampak sia-sia. Namun, kami selalu diingatkan bahwa usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Kami percaya bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, kami akan mencapai tujuan kami. Dalam kesimpulan, menjadi siswa program Percepatan 2 Tahun adalah pengalaman yang menantang dan penuh dengan tantangan. Namun, dengan tekad dan kerja keras, kami yakin bahwa kami dapat mencapai kesuksesan. Program ini telah memberikan kami kesempatan untuk mengembangkan diri dan menguji batas kemampuan kami. Kami berharap bahwa pengalaman kami dapat menginspirasi siswa-siswa lainnya untuk mengambil tantangan dan meraih impian mereka. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.