Plastik Biodegradable: Solusi Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Sampah Plastik

Plastik dan polimer adalah bahan yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Setiap tahun, sekitar 100 juta ton plastik diproduksi di seluruh dunia, menghasilkan jumlah sampah plastik yang besar. Namun, dampak negatif dari penggunaan plastik konvensional terhadap lingkungan semakin meningkat. Salah satu solusi yang sedang dikembangkan adalah penggunaan plastik biodegradable. Plastik biodegradable terbuat dari bahan-bahan seperti pati singkong dan khitosan, yang mudah terurai di alam. Selain ramah lingkungan karena kemampuannya terurai, plastik biodegradable juga memiliki karakteristik yang awet dan tahan lama. Pati biopolimer adalah karbohidrat yang dapat terdegradasi dengan mudah di alam dan dapat diperbarui. Namun, pati memiliki batasan terkait dengan kelarutan dalam air. Plastik konvensional memiliki keunggulan seperti ringan, transparan, tahan air, dan harganya relatif murah. Namun, plastik juga memiliki kelemahan yang signifikan. Plastik sulit terurai oleh lingkungan, baik oleh cuaca maupun oleh mikroba dalam tanah. Oleh karena itu, muncul pemikiran untuk menggunakan bahan alternatif dalam pembuatan material polimer yang ramah lingkungan. Salah satu cara untuk meningkatkan karakteristik plastik biodegradable adalah dengan mencampurkan pati dengan biopolimer hidrofobik atau bahan tahan air. Salah satu biopolimer hidrofobik yang direkomendasikan adalah khitosan, yang dapat disintesis dari limbah cangkang udang dan crustacea lainnya. Khitosan memiliki karakteristik yang tidak larut dalam air, larutan basa kuat, sedikit larut dalam HCl, HNO3, dan H3PO4, serta tidak larut dalam H2SO4. Selain itu, khitosan juga tidak beracun, mudah terdegradasi, dan bersifat polisiektrolitik. Karakteristik ini membuat khitosan banyak digunakan dalam berbagai bidang industri, termasuk industri farmasi dan kesehatan. Beberapa negara maju telah memproduksi secara komersial plastik biodegradable, seperti poli hidroksi akanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCI), poli butilen suksinat (PBS), dan poli asam laktat (PLA). Di Indonesia, plastik biodegradable juga mulai dikembangkan sebagai salah satu solusi untuk mengurangi sampah plastik. Plastik biodegradable memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan plastik konvensional, serta memiliki waktu hancur yang lebih singkat. Selain itu, plastik biodegradable juga aman digunakan untuk membungkus makanan karena tidak beracun. Dengan penggunaan plastik biodegradable, diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun. Penggunaan plastik biodegradable merupakan langkah positif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari penggunaan plastik konvensional.