Salib di Bukit Jauh, Simbol Penebusan **

Di puncak bukit yang menjulang tinggi, berdiri tegak sebuah kayu salib. Ia bukan sekadar kayu biasa, melainkan simbol dari sebuah kisah agung, kisah penebusan dosa umat manusia. Dari kejauhan, salib itu tampak seperti sebuah tanda, sebuah peringatan akan pengorbanan yang telah dilakukan untuk menyelamatkan kita. Salib itu adalah lambang kutuk nestapa, cela yang ditanggung oleh Tuhan Mahakudus. Ia menanggung beban dosa manusia, beban yang tak tertahankan, demi sebuah cinta yang tak terhingga. Salib itu menjadi bukti nyata kasih sayang Tuhan yang tak terbatas, yang rela menderita demi kebahagiaan kita. Namun, di balik kesedihan dan penderitaan yang terukir di kayu salib, terpancar sebuah harapan. Harapan akan pengampunan, harapan akan kehidupan baru, harapan akan keselamatan. Salib itu menjadi simbol kemenangan atas kematian, kemenangan atas dosa, kemenangan atas kegelapan. Aku, sebagai seorang manusia yang lemah dan berdosa, memandang salib itu dengan penuh kekaguman dan rasa syukur. Aku menjungjung salib itu dengan penuh keyakinan, hingga tiba saat ajalku. Aku merangkul salib itu dengan erat, karena di dalamnya tersimpan janji keselamatan dan kebahagiaan abadi. Salib itu menjadi mahkota kelak milikku, mahkota yang akan menghiasi perjalanan hidupku menuju surga. Penutup:** Salib di bukit jauh itu bukan sekadar simbol, melainkan sebuah pengingat akan kasih sayang Tuhan yang tak terhingga. Ia mengingatkan kita akan pengorbanan yang telah dilakukan untuk menyelamatkan kita, dan mendorong kita untuk hidup dengan penuh kasih dan pengabdian. Semoga salib itu selalu menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi kita, agar kita dapat menjalani hidup dengan penuh makna dan tujuan.