Perbedaan Rumusan Pancasila pada Piagam Jakarta (22 Juni 1945) dengan Rumusan Pancasila yang Berlaku Sekarang

Pada tanggal 22 Juni 1945, Piagam Jakarta menjadi tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Salah satu aspek yang dibahas dalam Piagam Jakarta adalah rumusan Pancasila. Namun, seiring berjalannya waktu, rumusan Pancasila mengalami perubahan. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan yang mendasar antara rumusan Pancasila pada Piagam Jakarta dengan rumusan Pancasila yang berlaku sekarang. Rumusan Pancasila pada Piagam Jakarta (22 Juni 1945) terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Rumusan ini menekankan pentingnya keberagaman agama, keadilan sosial, dan persatuan dalam membangun negara. Namun, rumusan Pancasila yang berlaku sekarang mengalami perubahan. Pada tahun 1945, rumusan Pancasila masih bersifat sementara dan belum diresmikan. Kemudian, pada tahun 1949, rumusan Pancasila mengalami perubahan dengan penambahan satu sila, yaitu Gotong Royong. Penambahan ini menggambarkan semangat kerjasama dan saling membantu dalam masyarakat Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1959, rumusan Pancasila mengalami perubahan lagi dengan penambahan satu sila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Penambahan ini menekankan pentingnya keadilan sosial dalam membangun masyarakat yang adil dan merata. Perubahan terakhir pada rumusan Pancasila terjadi pada tahun 1965, dengan penambahan satu sila lagi, yaitu Ketahanan Nasional. Penambahan ini menggambarkan pentingnya menjaga keutuhan dan keamanan negara. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang mendasar antara rumusan Pancasila pada Piagam Jakarta dengan rumusan Pancasila yang berlaku sekarang. Perubahan tersebut mencerminkan perkembangan dan perubahan sosial, politik, dan budaya yang terjadi di Indonesia seiring berjalannya waktu. Meskipun terjadi perubahan, nilai-nilai dasar Pancasila tetap menjadi landasan dalam membangun negara yang adil, demokratis, dan berkeadilan sosial.