Warna Pelangi di Mata Ibu **

** Matahari sore menerobos jendela kamar, menerangi wajah mungil Sarah yang sedang asyik menggambar. Warna-warna cerah memenuhi kertasnya, membentuk sebuah gambar yang tak biasa. Sebuah perempuan dengan rambut panjang dan gaun berwarna biru sedang berpegangan tangan dengan perempuan lain yang berambut pendek dan mengenakan kemeja merah. "Siapa mereka, Sayang?" tanyaku, hati-hati memilih kata-kata. Sarah mengangkat wajahnya, matanya berbinar. "Ini aku dan teman baruku, Mama. Namanya Luna, dia baik banget!" Jantungku berdebar kencang. Aku tahu, sejak Sarah mulai bersekolah, dia punya banyak teman baru. Tapi, ada sesuatu yang berbeda dalam cara dia berbicara tentang Luna. Ada kehangatan, ada kebahagiaan yang tak terlukiskan. Malam itu, aku berbincang dengan suami, berbagi kekhawatiran dan kebingungan. "Apakah ini terlalu dini untuk dia merasakan hal seperti ini?" tanyaku. Suamiku, dengan bijaknya, menenangkan. "Cinta adalah cinta, Sayang. Yang penting, Sarah bahagia." Hari-hari berikutnya, aku mulai memperhatikan Sarah lebih dekat. Dia sering bercerita tentang Luna, tentang bagaimana mereka bermain bersama, tentang bagaimana Luna selalu ada untuknya. Aku melihat bagaimana Luna membuat Sarah tertawa, bagaimana dia membuat Sarah merasa aman dan dicintai. Suatu sore, Sarah mengajak Luna untuk bermain di rumah. Aku melihat mereka berdua, berlarian di taman, tertawa lepas. Saat itu, aku menyadari bahwa cinta tidak mengenal gender, tidak mengenal batasan. Cinta adalah sebuah perasaan yang murni, yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Aku memeluk Sarah erat, "Mama bangga padamu, Sayang. Mama mencintai kamu apa adanya." Sarah tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Aku juga mencintai Mama," katanya, "dan aku mencintai Luna." Malam itu, aku tertidur dengan perasaan tenang. Aku tahu, perjalanan Sarah masih panjang. Mungkin akan ada tantangan, mungkin akan ada kesulitan. Tapi, aku akan selalu ada untuknya, untuk mendukungnya, untuk mencintainya apa adanya. Karena, di mataku, Sarah tetaplah putriku, putriku yang cantik dengan warna pelangi di hatinya.