Kendala Pertumbuhan Kategori Budaya Politik pada Era Orde Baru

Pada era Orde Baru di Indonesia, terdapat beberapa kendala yang menghambat pertumbuhan kategori budaya politik. Budaya politik dapat didefinisikan sebagai pola-pola perilaku, nilai-nilai, dan keyakinan yang berkaitan dengan politik dalam suatu masyarakat. Dalam konteks Orde Baru, kendala-kendala ini mempengaruhi perkembangan budaya politik yang sehat dan berkelanjutan. Dalam artikel ini, akan dijelaskan alasan mengapa kategori budaya politik tidak dapat tumbuh pada era Orde Baru. Salah satu alasan utama adalah adanya pembatasan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Pada era Orde Baru, kebebasan berpendapat dan berekspresi sangat terbatas. Pemerintah Orde Baru memiliki kontrol yang kuat terhadap media massa dan mengendalikan informasi yang disampaikan kepada masyarakat. Hal ini mengakibatkan minimnya ruang bagi masyarakat untuk mengembangkan pemahaman politik yang kritis dan beragam. Tanpa adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi yang memadai, kategori budaya politik sulit berkembang. Selain itu, adanya sistem politik yang otoriter juga menjadi kendala bagi pertumbuhan kategori budaya politik. Pada era Orde Baru, kekuasaan politik terpusat pada satu kelompok atau partai politik tertentu. Hal ini mengakibatkan minimnya partisipasi politik dari masyarakat. Dalam sistem politik yang otoriter, masyarakat cenderung menjadi pasif dan tidak memiliki peran yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan politik. Tanpa adanya partisipasi politik yang aktif, kategori budaya politik sulit berkembang dan terjalin dengan baik. Selanjutnya, adanya praktik korupsi dan nepotisme juga menjadi hambatan bagi pertumbuhan kategori budaya politik. Pada era Orde Baru, praktik korupsi dan nepotisme merajalela di berbagai sektor, termasuk dalam politik. Hal ini mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap politik dan pemerintahan. Ketidakadilan dan ketidaktransparanan dalam sistem politik Orde Baru membuat masyarakat enggan terlibat dalam aktivitas politik dan mengembangkan budaya politik yang sehat. Terakhir, adanya pembatasan terhadap kebebasan berorganisasi juga menjadi kendala bagi pertumbuhan kategori budaya politik. Pada era Orde Baru, pemerintah memiliki kontrol yang ketat terhadap organisasi-organisasi politik dan masyarakat sipil. Pembatasan ini menghambat perkembangan organisasi-organisasi politik yang dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Tanpa adanya kebebasan berorganisasi yang memadai, kategori budaya politik sulit berkembang dan terjalin dengan baik. Secara keseluruhan, ada beberapa kendala yang menghambat pertumbuhan kategori budaya politik pada era Orde Baru di Indonesia. Pembatasan kebebasan berpendapat dan berekspresi, sistem politik yang otoriter, praktik korupsi dan nepotisme, serta pembatasan terhadap kebebasan berorganisasi adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan budaya politik pada masa tersebut. Dalam rangka membangun budaya politik yang sehat dan berkelanjutan, penting untuk mengatasi kendala-kendala ini dan memberikan ruang yang lebih besar bagi partisipasi politik masyarakat.