Diskresi Pak Lurah dalam Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Pemerintah pusat membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk mengurangi beban masyarakat sebagai dampak pandemi Covid-19. BLT tersebut disalurkan kepada warga masyarakat yang sudah terdata sebelumnya. Menurut ketentuan aturannya, jumlah bantuan adalah sebesar 600 ribu rupiah per warga. Namun pada pelaksanaan pembagiannya, sejumlah warga yang sudah terdata tidak mendapat bantuan dimaksud. Untuk menghindari kericuhan dan untuk pemerataan, Pak Lurah sebagai penanggungjawab pembagian BLT, berinisiatif membagikan bantuan dengan mengurangi besaran jumlahnya yaitu menjadi 200 ribu per warga. Inisiatif ini bisa diterima oleh warga. Inisiatif Pak Lurah yang melangkahi aturan, dari jumlah 600 ribu menjadi 200 ribu dapat disebut sebagai diskresi. Diskresi adalah kebijakan atau tindakan yang diambil oleh pejabat publik yang melampaui batas wewenang yang diberikan oleh undang-undang. Dalam kasus ini, Pak Lurah telah mengurangi besaran bantuan yang seharusnya diberikan kepada warga sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun, niat baik Pak Lurah untuk menghindari kericuhan dan memastikan pemerataan bantuan tidak selalu berarti melanggar hukum. Diskresi dapat diterima jika dilakukan dengan tujuan yang sah dan tidak merugikan kepentingan publik. Dalam hal ini, Pak Lurah berusaha untuk memastikan bahwa bantuan tersebut dapat diterima oleh semua warga yang membutuhkan, meskipun itu berarti mengurangi besaran bantuan. Landasan hukum diskresi tersebut adalah prinsip-prinsip dalam perundang-undangan yang memungkinkan pejabat publik untuk bertindak berdasarkan kebijaksanaan dan kepentingan umum. Meskipun demikian, diskresi harus dilakukan dalam batas-batas yang ditentukan oleh undang-undang dan tidak boleh merugikan hak-hak warga negara. Dalam kesimpulannya, inisiatif Pak Lurah untuk mengurangi besaran bantuan dari 600 ribu menjadi 200 ribu dapat disebut sebagai diskresi. Meskipun niat baiknya dapat dipahami, namun tindakan tersebut harus tetap berada dalam batas-batas yang ditentukan oleh undang-undang. Diskresi harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampaknya terhadap kepentingan publik.