Melejitkan Kearifan Lokal: Peran Kurikulum Merdeka dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila **

Penerapan Kurikulum Merdeka dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi angin segar bagi pelestarian kearifan lokal di Indonesia. Kebijakan ini mewajibkan sekolah untuk mengenalkan kearifan lokal di sekitar sekolah sebagai bagian integral dari mata pelajaran. Melalui P5, peserta didik secara tidak langsung diajak untuk mengenal kembali potensi kearifan lokal di sekitarnya. Kearifan lokal, yang meliputi adat istiadat, sistem ritual, kemampuan mengelola hasil alam, dan kerajinan, menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Hal ini memposisikan kearifan lokal sejajar dengan bidang keilmuan lainnya. Lebih lanjut, dengan diajarkan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, kearifan lokal akan terus ada dan berkelanjutan. Nilai-nilai kearifan lokal yang terpinggirkan pun mengalami revitalisasi dan penyesuaian, sehingga tetap lestari. Namun, dalam penerapannya, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Tantangan: * Kurangnya sumber daya: Menerapkan P5 dengan fokus pada kearifan lokal membutuhkan sumber daya yang memadai, seperti tenaga ahli, bahan ajar, dan fasilitas. * Kesulitan dalam mengintegrasikan kearifan lokal: Mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum dan pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat agar tidak terkesan terpisah dari mata pelajaran lain. * Kurangnya pemahaman tentang kearifan lokal: Beberapa guru dan peserta didik mungkin kurang memahami nilai dan makna kearifan lokal di daerahnya. Solusi: * Peningkatan kapasitas guru: Melalui pelatihan dan workshop, guru dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pembelajaran. * Pengembangan bahan ajar: Bahan ajar yang menarik dan relevan dengan kearifan lokal perlu dikembangkan untuk mendukung proses pembelajaran. * Kerjasama dengan komunitas: Kerjasama dengan komunitas lokal dapat membantu sekolah dalam mendapatkan informasi dan sumber daya terkait kearifan lokal. Kesimpulan: Kurikulum Merdeka dan P5 memberikan peluang besar untuk menghidupkan kembali kearifan lokal di Indonesia. Dengan mengatasi tantangan dan menerapkan solusi yang tepat, kita dapat memastikan bahwa kearifan lokal tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi mendatang. Wawasan:** Melalui P5, kita tidak hanya belajar tentang kearifan lokal, tetapi juga belajar menghargai dan melestarikan budaya bangsa. Hal ini penting untuk membangun karakter dan jati diri bangsa yang kuat dan berakhlak mulia.