Unsur Intrinsik dalam Cerpen "Ketika Laut Marah" karya Widya Suwarn

Cerpen "Ketika Laut Marah" karya Widya Suwarna menggambarkan kehidupan nelayan-nelayan miskin yang menggantungkan rezekinya pada laut. Dalam cerita ini, terdapat beberapa unsur intrinsik yang dapat ditemukan, seperti tema, alur, tokoh, latar, dan amanat. Tema yang diangkat dalam cerpen ini adalah tentang kepedulian dan kebaikan hati. Meskipun nelayan-nelayan sedang menghadapi kesulitan ekonomi akibat cuaca buruk, Pak Yus tetap memilih untuk berbagi dengan anak-anak tetangga yang berkekurangan. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian dan kebaikan hati dapat muncul di tengah kesulitan. Alur cerita dalam "Ketika Laut Marah" tergolong linier. Cerita dimulai dengan menggambarkan kondisi cuaca buruk dan sulitnya kehidupan nelayan-nelayan. Kemudian, fokus cerita beralih pada tindakan Pak Yus yang mengundang anak-anak tetangga untuk makan di rumahnya. Akhir cerita menunjukkan keputusan Pak Yus untuk tetap berbagi meskipun keadaan ekonomi yang sulit. Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Pak Yus, seorang nelayan biasa yang memiliki hati yang baik dan peduli terhadap sesama. Ia merupakan contoh tokoh yang inspiratif dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada pembaca. Latar cerita berlangsung di sebuah desa nelayan yang terletak di tepi pantai. Cuaca buruk dan gelombang laut yang marah menjadi latar yang kuat dalam cerita ini. Latar yang digambarkan menciptakan suasana tegang dan sulit yang dialami oleh para nelayan. Amanat yang dapat diambil dari cerpen ini adalah pentingnya kepedulian dan kebaikan hati dalam menghadapi kesulitan. Meskipun dalam situasi sulit, tindakan kecil seperti berbagi makanan dapat memberikan harapan dan kebahagiaan kepada orang lain. Dalam cerpen "Ketika Laut Marah" karya Widya Suwarna, unsur intrinsik seperti tema, alur, tokoh, latar, dan amanat dapat ditemukan dengan jelas. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kepedulian, serta menggambarkan kehidupan nelayan yang penuh dengan tantangan.