Sikap Terpuji dalam Menghadapi Orang yang Mendustakan Agam

Allah Swt. dalam surat ini mengajukan pertanyaan retoris, "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?" Pertanyaan ini dijawab sendiri oleh Allah Swt., yang mengungkapkan ciri-ciri orang yang mendustakan agama. Dalam ayat ini, terdapat dua ciri yang disebutkan. Pertama, orang yang menghardik anak yatim. Menghardik dalam konteks ini merujuk pada tindakan yang merendahkan dan menyakiti fisik maupun perasaan anak yatim. Sebagai contoh, Allah Swt. menyebutkan penggunaan kata-kata yang kasar seperti "Hei anak yatim". Sikap terpuji yang dapat diambil dari ayat ini adalah mencintai dan menyayangi anak yatim. Kita harus berteman dengan baik dan berbicara dengan kata-kata yang santun kepada mereka. Jika kita sendiri adalah anak yatim, kita juga harus berbuat baik dan saling mendukung dengan sesama saudara yatim. Kedua, orang yang tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Dalam ayat ini, Allah Swt. menyoroti pentingnya memberi makan orang miskin. Sikap terpuji yang dapat diambil dari ayat ini adalah berbagi rezeki dengan orang yang membutuhkan. Kita harus menganjurkan dan melaksanakan kegiatan memberi makan orang miskin. Dengan berbagi rezeki, kita dapat membantu mereka yang kurang beruntung dan memperoleh keberkahan dari Allah Swt. Selanjutnya, Allah Swt. juga mengemukakan orang yang celaka, yaitu orang yang lalai dari salatnya, berbuat ria, dan enggan memberikan bantuan barang berguna. Meskipun tidak secara langsung terkait dengan orang yang mendustakan agama, ayat ini memberikan gambaran tentang sikap-sikap yang tidak terpuji. Sikap terpuji yang dapat diambil dari ayat ini adalah menjaga ketaatan dalam menjalankan salat, tidak mempertontonkan amal perbuatan baik secara berlebihan, dan memberikan bantuan yang berguna kepada orang lain. Dalam menghadapi orang yang mendustakan agama, sikap terpuji yang dapat kita ambil adalah mencintai dan menyayangi anak yatim, menganjurkan memberi makan orang miskin, menjaga ketaatan dalam salat, tidak mempertontonkan amal perbuatan baik secara berlebihan, dan memberikan bantuan yang berguna kepada orang lain. Dengan mengamalkan sikap-sikap terpuji ini, kita dapat menjadi contoh yang baik dalam menjalankan agama dan memperoleh keberkahan dari Allah Swt.