Hasil Kebudayaan pada Masyarakat Praaksara: Tradisi Lisan dan Pewarisan Nilai

Pendahuluan: Masyarakat Nusantara pada masa praaksara melembagakan aturan dan nilai-nilai yang diwariskan melalui tradisi lisan. Bagian 1: Kesadaran Masyarakat Praaksara Masyarakat Nusantara pada masa praaksara sadar hidup bermakna dan dimaknai, tidak hanya untuk mencari makan dan menunggu ajal. Mereka memiliki pandangan hidup atau falsafah yang tercermin dalam nilai-nilai, etos norma, sikap-perilaku, dan ritual-ritual keagamaan mereka. Bagian 2: Hasil-Hasil Budaya Nonfisik Hasil-hasil budaya nonfisik seperti kepercayaan, nilai, norma, etos, etiket, sikap-perilaku, dan moralitas diperoleh dan diwariskan kepada generasi baru melalui tradisi lisan. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa juga berkembang pesat pada masa ini. Bagian 3: Pewarisan Budaya Melalui Tradisi Lisan Masyarakat Nusantara pada masa praaksara ingin nilai dan hidupnya tidak hanya menjadi milik mereka, tetapi juga milik generasi generasi berikutnya. Proses pewarisan budaya dilakukan tidak secara tertulis, melalui tradisi lisan. Nilai-nilai dan etos norma yang diwariskan ini penting untuk memelihara identitas dan keberlanjutan budaya masyarakat. Bagian 4: Pentingnya Tradisi Lisan dalam Pewarisan Budaya Tradisi lisan memainkan peran penting dalam pewarisan budaya. Melalui tradisi lisan, nilai-nilai, kepercayaan, dan etos norma dapat diwariskan secara efektif kepada generasi baru. Tradisi lisan juga memungkinkan masyarakat untuk memelihara sejarah, cerita rakyat, dan pengetahuan lokal yang mungkin hilang jika tidak disampaikan secara lisan. Kesimpulan: Masyarakat Nusantara pada masa praaksara memiliki kesadaran yang kuat dalam memelihara dan melembagakan aturan-aturan serta nilai-nilai yang diwariskan melalui tradisi lisan. Hasil-hasil budaya nonfisik ini penting untuk keberlanjutan budaya dan identitas masyarakat. Tradisi lisan memainkan peran penting dalam pewarisan budaya dan harus dihargai dan dipelihara oleh generasi baru.