Mengapa Teori Kesopanan Brown dan Levinson Masih Relevan di Era Digital? **

Teori kesopanan Brown dan Levinson, yang dikemukakan pada tahun 1987, merupakan salah satu teori komunikasi paling berpengaruh dalam memahami bagaimana manusia berinteraksi. Teori ini berfokus pada strategi yang digunakan orang untuk menjaga wajah, yaitu citra diri yang ingin mereka pertahankan di hadapan orang lain. Meskipun teori ini muncul di era pra-digital, relevansinya tetap kuat di era digital saat ini. Berikut beberapa alasannya: * Interaksi Online: Meskipun komunikasi online memungkinkan anonimitas, manusia tetap memiliki kebutuhan untuk menjaga wajah. Kita masih berusaha untuk tampil sopan dan ramah dalam pesan teks, email, dan media sosial. * Budaya Digital: Budaya digital yang cepat dan dinamis justru semakin menuntut strategi kesopanan yang efektif. Kita perlu belajar untuk beradaptasi dengan norma-norma baru dalam berkomunikasi online, seperti penggunaan emoji, singkatan, dan bahasa gaul. * Keragaman Budaya: Teori kesopanan Brown dan Levinson menekankan pentingnya memahami konteks budaya dalam berkomunikasi. Di era globalisasi dan digital, kita semakin berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai budaya. Memahami strategi kesopanan yang berbeda dapat membantu kita menghindari kesalahpahaman dan membangun hubungan yang positif. Kesimpulan:** Teori kesopanan Brown dan Levinson tetap relevan di era digital karena membantu kita memahami bagaimana manusia berinteraksi dalam berbagai konteks, termasuk dunia online. Memahami teori ini dapat membantu kita berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan yang positif, dan menghindari konflik. Di era digital yang semakin kompleks, kemampuan untuk beradaptasi dan menggunakan strategi kesopanan yang tepat menjadi semakin penting.