Mengapa Struktur Gedung Sate Bandung Menjadi Ikon Arsitektur Jawa Barat? **

Gedung Sate, ikon Kota Bandung, bukan hanya sekadar bangunan tua. Struktur uniknya menyimpan makna filosofis dan sejarah yang mendalam, menjadikannya simbol kebanggaan Jawa Barat. Struktur Gedung Sate: * Bentuk atap: Atap gedung yang menyerupai tusuk sate dengan 11 buah "sate" melambangkan 11 kabupaten/kota di Jawa Barat pada masa awal kemerdekaan. * Material: Gedung ini dibangun dengan material batu bata merah dan beton, yang mencerminkan kekuatan dan ketahanan. * Arsitektur: Arsitektur Indische Style yang dipadukan dengan sentuhan lokal Jawa Barat, menciptakan harmoni antara budaya Eropa dan lokal. Makna Filosofis: * Tusuk sate: Simbol persatuan dan kesatuan, melambangkan kebersamaan masyarakat Jawa Barat. * Jumlah "sate": Menunjukkan jumlah wilayah di Jawa Barat, menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan. * Warna: Warna kuning keemasan pada atap melambangkan kejayaan dan kemakmuran. Sejarah: * Pembangunan: Gedung Sate dibangun pada tahun 1920-an oleh arsitek Belanda, J. Gerber. * Fungsi: Awalnya berfungsi sebagai kantor pemerintahan Hindia Belanda, kemudian menjadi kantor Gubernur Jawa Barat. * Peran: Gedung Sate menjadi saksi bisu sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Kesimpulan:** Struktur Gedung Sate Bandung bukan sekadar bangunan, tetapi simbol kebanggaan Jawa Barat. Arsitektur uniknya, makna filosofisnya, dan sejarahnya menjadikan gedung ini sebagai ikon yang menginspirasi dan mengingatkan kita akan pentingnya persatuan, ketahanan, dan semangat juang.