Senja di Rumah Argantara **

** Mentari pagi perlahan menyapa bumi, menerobos celah jendela kamar yang dihuni oleh empat gadis muda. Shani, Gracia, dan Feni, masih tertidur lelap setelah malam yang menegangkan. Luka-luka mereka, meskipun masih terasa perih, perlahan mulai sembuh. Di samping mereka, Ria, pemimpin geng Defensor, terjaga, matanya menatap kosong ke arah jendela. "Bangun, anak-anak," suara Veranda, pemimpin Defensor lainnya, memecah keheningan. Shani, Gracia, dan Feni terbangun dengan kaget. Mereka masih merasa asing dengan lingkungan baru ini. Rumah besar dengan interior mewah, jauh berbeda dengan kehidupan mereka sebelumnya. "Ini rumah Argantara," Ria menjelaskan, suaranya datar. "Kalian akan tinggal di sini untuk sementara waktu." Ketiga gadis itu saling berpandang, bingung. Argantara, nama yang mereka dengar dari Ria dan Veranda, adalah sosok misterius yang mereka tak kenal. "Kenapa kami harus tinggal di sini?" tanya Shani, suaranya sedikit gemetar. "Karena Argantara adalah suami saya," jawab Ria, tanpa ekspresi. "Dan kalian adalah anak-anak tirinya." Shani, Gracia, dan Feni tercengang. Mereka tak pernah membayangkan akan menjadi bagian dari keluarga yang begitu rumit. "Kami tidak mengerti," ucap Gracia, suaranya terbata. "Kalian akan mengerti seiring waktu," jawab Veranda, matanya tajam. "Sekarang, bersiaplah. Argantara akan pulang sebentar lagi." Keempat gadis itu terdiam, pikiran mereka dipenuhi dengan pertanyaan. Siapakah Argantara? Mengapa mereka harus tinggal di rumahnya? Dan apa yang akan terjadi pada mereka di masa depan? Senja di rumah Argantara menyapa mereka dengan misteri dan ketidakpastian.