Iblis dalam Cermin: Mengapa Kita Sering Merasa Tidak Cukup Baik? **

Kita semua pernah merasakannya: perasaan tidak cukup baik, tidak cukup pintar, tidak cukup cantik, tidak cukup sukses. Perasaan ini, yang seringkali muncul saat kita menatap cermin, bisa terasa seperti iblis yang menghantui kita, mencaci maki dan merendahkan diri kita sendiri. Namun, mengapa kita begitu mudah terjebak dalam lingkaran setan ini? Salah satu penyebabnya adalah budaya kita yang obsesif dengan kesempurnaan. Media sosial, majalah, dan iklan terus menerus menampilkan citra ideal yang tidak realistis, membuat kita merasa tertekan untuk mencapai standar yang tidak mungkin. Kita membandingkan diri kita dengan orang lain, dan seringkali merasa kalah. Namun, penting untuk diingat bahwa citra yang ditampilkan di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan seseorang. Kita tidak melihat perjuangan, kegagalan, dan keraguan yang mereka alami. Kita hanya melihat hasil akhir, yang telah disaring dan diedit untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka. Selain itu, iblis dalam cermin juga bisa muncul dari rasa tidak aman yang kita miliki sejak kecil. Pengalaman masa lalu, seperti kritik dari orang tua atau teman, bisa meninggalkan bekas luka emosional yang membuat kita merasa tidak layak untuk dicintai atau dihargai. Namun, penting untuk menyadari bahwa iblis dalam cermin hanyalah ilusi. Kita semua memiliki nilai dan potensi yang unik. Kita tidak perlu menjadi sempurna untuk merasa cukup baik. Kita hanya perlu menerima diri kita sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Kesimpulan:** Menerima diri sendiri adalah perjalanan yang panjang dan menantang. Namun, dengan kesadaran dan usaha, kita bisa belajar untuk mencintai diri kita sendiri apa adanya. Kita bisa memilih untuk fokus pada kekuatan dan potensi kita, bukan pada kekurangan kita. Kita bisa memilih untuk melihat iblis dalam cermin sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, bukan sebagai ancaman yang harus ditakuti.