Bagaimana Nabi Saleh Mengajarkan Kebenaran kepada Kaum Tsamud?
4 (350 suara) Nabi Saleh diutus oleh Allah SWT kepada kaum Tsamud, sebuah kaum yang hidup makmur di lembah Al-Hijr, namun tenggelam dalam kesyirikan dan kesombongan. Tugas beliau amatlah berat, yaitu mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid, mengesakan Allah SWT.
Dakwah Nabi Saleh dan Mukjizat Unta
Kaum Tsamud dikenal dengan kepintarannya dalam memahat bangunan dari batu. Kekayaan dan kemewahan hidup membuat mereka lupa diri dan merasa tinggi hati. Nabi Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kesabaran dan kelembutan. Beliau mengingatkan bahwa segala nikmat yang mereka rasakan berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu, sudah sepatutnya mereka menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya.
Untuk membuktikan kebenaran kenabiannya, Allah SWT menurunkan mukjizat kepada Nabi Saleh berupa seekor unta betina yang keluar dari celah batu besar. Unta tersebut menjadi bukti nyata kekuasaan Allah SWT dan tanda kenabian Nabi Saleh.
Tantangan dan Penolakan Kaum Tsamud
Sayangnya, kaum Tsamud justru semakin keras kepala. Mereka tidak hanya menolak ajaran Nabi Saleh, tetapi juga menantang mukjizat yang diturunkan Allah SWT. Mereka menganggap unta tersebut sebagai saingan dan ancaman bagi sumber air mereka.
Dengan penuh kesombongan, mereka merencanakan pembunuhan terhadap unta mukjizat tersebut. Nabi Saleh telah berulang kali memperingatkan mereka agar tidak menyentuh unta tersebut. Namun, mereka mengabaikan peringatan Nabi Saleh dan dengan keji membunuh unta yang merupakan mukjizat Allah SWT.
Azab Allah SWT kepada Kaum Tsamud
Pembunuhan unta mukjizat tersebut merupakan puncak dari pembangkangan kaum Tsamud. Allah SWT pun menurunkan azab-Nya yang dahsyat. Gempa bumi yang dahsyat mengguncang bumi, suara menggelegar memecah langit, dan kilat menyambar-nyambar. Dalam sekejap, kaum Tsamud binasa di tempat mereka sendiri.
Kisah Nabi Saleh dan kaum Tsamud menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia. Bahwa kesombongan, kekufuran, dan penolakan terhadap kebenaran hanya akan berujung pada kehancuran. Sebaliknya, keimanan, ketaatan, dan ketundukan kepada Allah SWT akan membawa keselamatan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
