Tradisi Dandangan dalam Menyambut Bulan Ramadhan

Tradisi Dandangan adalah peristiwa pengumuman tentang awal bulan Ramadhan yang berasal dari Kanjeng Sunan Kudus. Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul di depan Menara Masjid Al Aqsha untuk mendengarkan pemukulan bedung yang berbunyi "dang..dang..dang". Selain sebagai pengumuman, Dandangan juga menjadi momen bagi para pedagang untuk menjajakan berbagai barang dagangan. Mulai dari makanan tradisional seperti bakso, mi ayam, dan soto, hingga makanan modern, semuanya tersedia di sana. Selain itu, terdapat juga berbagai pakaian dan mainan tradisional yang dijual di Dandangan. Dandangan tidak hanya menjadi ajang jual-beli, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai masyarakat Kudus yang terkenal dengan "Gus Jigang" (Bagus budi pekerti, tekun mengaji, dan ulet berdagang). Orang nomor satu di Kudus seringkali mengungkapkan kata-kata tersebut dalam pidatonya. Dandangan juga menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh Kakek Rina dan Aril, karena di sana mereka dapat menjual celengan-celengan tembikar karya mereka dan mendapatkan penghasilan. Kutipan 2 menggambarkan Rina dan Aril, dua siswa yang sedang menuju kelas di sekolah SMP dan SD yang berada di desa yang sama. Mereka dipanggil oleh Bu Dewi, juru uang sekolah, yang bertanggung jawab atas administrasi keuangan, surat-surat, dan sarana sekolah. Kehadiran Bu Dewi sangat penting karena sekolah tersebut belum memiliki tata usaha yang menangani bidang pekerjaan tersebut. Tradisi Dandangan dan kehadiran Bu Dewi dalam kehidupan masyarakat desa ini menunjukkan betapa pentingnya kebersamaan dan kerja sama dalam menjalankan tradisi dan mengelola sekolah. Dandangan tidak hanya menjadi momen untuk berdagang, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial dan membangun kepercayaan antara masyarakat dan pedagang. Sementara itu, kehadiran Bu Dewi sebagai juru uang sekolah menunjukkan pentingnya administrasi dan pengelolaan keuangan dalam pendidikan. Dengan demikian, tradisi Dandangan dan kehadiran Bu Dewi memiliki peran yang penting dalam menyambut bulan Ramadhan dan menjalankan kehidupan sehari-hari di desa tersebut.