Bahaya Sifat Hasad dan Pentingnya Menghindariny

Allah Swt. secara tegas melarang sifat hasad. Perhatikan QS an-Nisa'/4: 32 di bawah ini: Artinya: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S an-Nisa'/4: 32). Menurut Imam Ghazali, ada tiga jenis hasad yang membahayakan manusia, yaitu: 1) Mengharapkan hilangnya kenikmatan yang dimiliki orang lain, dan ia mendapatkan nikmat tersebut. 2) Mengharapkan hilangnya kebahagiaan orang lain, sekalipun ia tidak mendapatkan apa yang membuat orang tersebut bahagia. Asalkan orang lain jatuh menderita, maka ia merasa bahagia. 3) Merasa tidak ridha terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada orang lain, meskipun ia tidak mengharapkan hilangnya nikmat dari orang tersebut. Ia benci apabila orang lain dapat menyamai atau melebihi apa yang diterimanya dari Allah Swt. Sifat hasad akan menghilangkan kebaikan yang dimiliki seseorang. Hal ini dapat terjadi karena hasad membuat seseorang tidak bisa bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepada mereka. Hasad juga dapat merusak hubungan antarindividu, karena seseorang yang memiliki sifat hasad cenderung tidak bisa merasa senang dengan kebahagiaan orang lain. Mereka akan merasa iri dan ingin mengurangi kebahagiaan orang lain. Selain itu, hasad juga dapat menghancurkan kehidupan sosial seseorang. Ketika seseorang memiliki sifat hasad, mereka akan cenderung mencari kesalahan atau kekurangan orang lain untuk mengurangi kebaikan yang dimiliki oleh orang tersebut. Hal ini dapat menyebabkan konflik dan ketegangan dalam hubungan sosial. Penting bagi kita untuk menghindari sifat hasad dan menggantinya dengan sifat syukur. Dengan bersyukur, kita akan lebih mampu menghargai apa yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepada kita dan orang lain. Kita juga akan lebih mampu merasa bahagia dengan kebahagiaan orang lain, karena kita tahu bahwa kebahagiaan orang lain tidak akan mengurangi kebahagiaan kita sendiri. Dalam Islam, sifat hasad dianggap sebagai sifat yang buruk dan harus dihindari. Rasulullah SAW. juga mengingatkan umatnya untuk menjauhi sifat hasad. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW. bersabda, "Allah lalu digunakan untuk mencgakkan haq dan kebaikan. Orang yang diberi oleh Allah hikmah (itmu) lala dianalkan dan diafurkan kepuda onens lain." Dengan menghindari sifat hasad, kita akan dapat hidup dengan lebih damai dan bahagia. Kita juga akan lebih mampu membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menghindari sifat hasad dan menggantinya dengan sifat syukur agar kita dapat hidup dengan lebih baik dan lebih bermakna.