Perbandingan Sistem Ketatanegaraan Orde Baru dan Demokrasi di Indonesi

Sistem ketatanegaraan adalah struktur dan mekanisme yang mengatur pemerintahan suatu negara. Di Indonesia, terdapat perbedaan yang signifikan antara sistem ketatanegaraan pada masa pemerintahan Orde Baru dan masa pemerintahan demokrasi. Artikel ini akan membandingkan kedua sistem tersebut dan menyoroti perubahan yang terjadi dalam tata urutan peraturan perundang-undangan serta penerapan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada masa pemerintahan Orde Baru, sistem ketatanegaraan di Indonesia didasarkan pada konsep kekuasaan tunggal yang dipegang oleh presiden. Pemerintahan ini cenderung otoriter dan sentralistik, dengan kekuasaan yang terpusat pada presiden dan partai politik yang berkuasa. Peraturan perundang-undangan diatur oleh pemerintah dan parlemen yang didominasi oleh partai politik yang berkuasa. Hierarki tata urutan peraturan perundang-undangan pada masa ini cenderung terpusat dan tidak terlalu demokratis. Namun, dengan berakhirnya masa pemerintahan Orde Baru, Indonesia beralih ke sistem ketatanegaraan yang lebih demokratis. Pada masa pemerintahan demokrasi, kekuasaan terbagi di antara tiga lembaga negara, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Peraturan perundang-undangan diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Hierarki tata urutan peraturan perundang-undangan pada masa ini lebih terbuka dan melibatkan partisipasi publik yang lebih luas. Selain itu, penerapan ideologi Pancasila juga mengalami perubahan yang signifikan. Pancasila sebagai ideologi negara diakui dan dijadikan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada masa pemerintahan Orde Baru, penerapan Pancasila cenderung terbatas dan terkendali oleh pemerintah. Namun, pada masa pemerintahan demokrasi, penerapan Pancasila lebih terbuka dan melibatkan partisipasi publik yang lebih luas. Pancasila dijadikan pedoman dalam pembuatan kebijakan publik dan diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dalam konteks hierarki kesatuan Pancasila yang bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal, hal ini mengacu pada struktur dan urutan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai dasar Pancasila, seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, membentuk dasar piramidal yang menjadi landasan bagi nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praksis Pancasila. Dalam kesimpulan, perbandingan sistem ketatanegaraan Orde Baru dan demokrasi di Indonesia menunjukkan perubahan yang signifikan dalam tata urutan peraturan perundang-undangan serta penerapan ideologi Pancasila. Pada masa pemerintahan demokrasi, terjadi pergeseran ke arah sistem yang lebih terbuka, demokratis, dan melibatkan partisipasi publik yang lebih luas. Penerapan Pancasila juga mengalami perubahan yang signifikan, dengan lebih banyak melibatkan partisipasi publik dan mengintegrasikan nilai-nilai dasar, instrumental, dan praksis Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.