Kasih Sayang Kakak, Sebuah Pelukan Hangat di Tengah Kegelapan **

** Ria duduk di kursi penonton, matanya tak fokus pada latihan para member JKT48. Pikirannya melayang, terpesona oleh gemerlap lampu panggung dan sorak sorai para penggemar. Ia datang untuk menemani keenam kakaknya yang merupakan member JKT48, namun hati Ria tak sepenuhnya tercurah pada latihan. Sebuah rasa gelisah menggerogoti hatinya. Tiba-tiba, tubuh Ria terhuyung. Ia jatuh, tangannya tergores tajam pada ujung kursi. Rasa sakit menusuk, namun Ria berusaha menahannya. Ia tak ingin membuat kakaknya khawatir. Dengan cepat, Ria menyembunyikan luka itu di balik lengan bajunya. Namun, Eli, salah satu member JKT48, melihat kejadian itu. Dengan sigap, Eli menghampiri Ria dan berbisik kepada keenam kakaknya. Ria panik. Ia mencoba kabur, namun Gracia dengan sigap menghalangi jalannya. "Ria, kenapa kamu menyembunyikan luka itu?" tanya Gracia dengan nada khawatir. Ria terdiam. Ia tak tahu bagaimana menjelaskan. Rasa malu dan takut bercampur aduk dalam hatinya. "Ria, apa yang terjadi?" tanya Shani, kakak tertuanya, dengan suara lembut namun tegas. Ria mulai berjalan mundur, berusaha menghindar. Namun, ia tak menyadari ada kabel listrik bertegangan tinggi di belakangnya. "Ria, hati-hati!" teriak Shani. Shani dengan sigap menarik tangan Ria, menyelamatkannya dari bahaya. Ria terkesiap, jantungnya berdebar kencang. "Ria, kamu membuat kami khawatir," ucap Shani, matanya berkaca-kaca. Ria memeluk Shani erat. Rasa bersalah dan syukur bercampur menjadi satu. Ia menyadari betapa besar kasih sayang kakaknya. "Maaf, Kak. Aku takut membuat kalian khawatir," ucap Ria, suaranya bergetar. Shani membalas pelukan Ria dengan hangat. "Tidak apa-apa, Ria. Yang penting kamu baik-baik saja." Di tengah kegelapan, Ria merasakan pelukan hangat kasih sayang kakaknya. Sebuah pelukan yang menenangkan dan membuat Ria merasa aman.