Menjelang Senja, Sebuah Perpisahan **

Pendahuluan: Senja perlahan menyapa, langit berganti warna menjadi jingga kemerahan. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah basah, menyapa kulit dengan lembut. Di tengah suasana syahdu ini, hatiku terasa berat. Perpisahan, sebuah kata yang selalu terasa pahit, kini menyapa dengan nyata. Isi: Perpisahan, tak selalu datang dengan air mata dan tangisan. Kadang, ia hadir dengan senyum dan tawa, sebuah tanda bahwa kita telah melewati masa-masa indah bersama. Namun, tak dapat dipungkiri, rasa kehilangan selalu menyertai. Ingatkah kau, saat kita pertama kali bertemu? Senyummu yang ceria, matamu yang berbinar, dan semangatmu yang membara. Kita saling berbagi cerita, mimpi, dan harapan. Kita tertawa bersama, menangis bersama, dan melewati suka duka bersama. Kini, saatnya kita berpisah. Jalan hidup kita berbeda, namun kenangan kita akan tetap terukir di hati. Aku akan selalu mengingat kebaikanmu, semangatmu, dan semua hal yang telah kita lalui bersama. Penutup:** Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Ia adalah awal dari sebuah perjalanan baru. Aku yakin, kita akan bertemu kembali di masa depan, dengan cerita dan pengalaman baru yang akan kita bagikan. Sampai jumpa, sahabatku. Semoga kita selalu bahagia dan sukses di jalan hidup masing-masing.