Pentingnya Pembekalan Pengetahuan Perpajakan bagi Pelaku UMKM dan Koperasi

Pada dasarnya, ada pengelompokan wajib pajak (WP) badan koperasi/UMKM berdasarkan omzet untuk tujuan perpajakan. Kelompok tersebut terdiri dari tiga kategori: WP badan koperasi/UMKM dengan omset di bawah Rp. 4,8 Miliar per tahun, WP badan/koperasi/UMKM dengan omset lebih dari Rp. 4,8 Miliar per tahun namun kurang dari Rp. 50 Miliar per tahun, dan WP badan koperasi/UMKM dengan omset lebih dari Rp. 50 Miliar per tahun. Dalam konteks pelatihan ini, fokus diberikan pada pelaku UMKM dan koperasi yang termasuk dalam kelompok pertama dan kedua. Pelatihan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Dalam hal kewajiban pajak penghasilan (PPh), UMKM dan koperasi dengan omset tidak lebih dari Rp. 4,8 Miliar per tahun dikenakan PPh sebesar 0,5% dari bruto. Sedangkan untuk UMKM dan koperasi dengan omset di bawah Rp. 50 Miliar namun lebih dari Rp. 4,8 Miliar per tahun, mereka mendapatkan fasilitas pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal atas penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto hingga mencapai Rp. 4,8 Miliar. Bagian sisanya akan dikenakan tarif pajak badan normal. Sebelum diundangkan UU Cipta Kerja, tarif PPh untuk WP badan adalah 25%, namun setelah diundangkan, tarif tersebut turun menjadi 22%. Sebagai contoh, jika kita melakukan simulasi untuk koperasi X dengan omset bruto Rp. 30 Miliar dan penghasilan kena pajak (penghasilan neto) Rp. 3 Miliar, maka pajak terutangnya adalah sebagai berikut: a) Bagian yang mendapat fasilitas: (Rp. 4,8 Miliar / Rp. 30 Miliar) x Rp. 3 Miliar = Rp. 480 juta b) Bagian yang tidak mendapat fasilitas: Rp. 3 Miliar - Rp. 480 juta = Rp. 2,520 Miliar c) Total pajak terutang: (a) 50% x 22% x Rp. 480 juta + (b) 22% x Rp. 2,520 Miliar = Rp. 52,8 juta + Rp. 554,4 juta = Rp. 607,2 juta. Sebelum UU Cipta Kerja, perhitungan pajaknya adalah: (a) 50% x 25% x Rp. 480 juta + (b) 25% x Rp. 2,520 Miliar = Rp. 60 juta + Rp. 603 juta = Rp. 663 juta. Dengan diundangkannya UU Cipta Kerja, terjadi penurunan beban pajak sebesar Rp. 55,8 juta. Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang perpajakan sangat penting bagi pelaku UMKM dan koperasi. Hal ini akan membantu mereka dalam mengelola keuangan dan memenuhi kewajiban perpajakan dengan lebih efektif. Selain itu, pemahaman perpajakan yang baik juga dapat membantu mereka memanfaatkan fasilitas dan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah, seperti pengurangan tarif pajak. Oleh karena itu, pembekalan pengetahuan perpajakan bagi pelaku UMKM dan koperasi harus menjadi prioritas dalam upaya mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan sektor UMKM dan koperasi di Indonesia.