Dampak Harga Tinggi terhadap Permintaan dan Kinerja Bisnis

Elastisitas harga permintaan adalah konsep ekonomi yang mengukur seberapa sensitif jumlah barang atau jasa yang diminta terhadap perubahan harganya. Jika sebuah perusahaan menetapkan harga produknya terlalu tinggi, ada beberapa risiko potensial yang perlu dipertimbangkan. Pertama, harga yang terlalu tinggi dapat menyebabkan permintaan yang menurun. Konsumen mungkin memilih untuk membeli produk yang lebih murah atau mencari alternatif lain. Ini dapat mengakibatkan penurunan penjualan dan pendapatan bagi perusahaan. Kedua, harga yang tinggi juga dapat mempengaruhi persepsi nilai produk di mata konsumen. Jika konsumen merasa bahwa harga tidak sebanding dengan kualitas atau manfaat yang diterima, mereka mungkin memilih untuk tidak membeli produk tersebut. Ini dapat merusak reputasi merek dan mengurangi loyalitas pelanggan. Selain itu, harga yang tinggi dapat membatasi aksesibilitas produk, terutama bagi segmen pasar yang lebih sensitif terhadap harga. Hal ini dapat mengurangi potensi pasar dan pertumbuhan bisnis. Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan teknologi yang menetapkan harga produknya jauh lebih tinggi dari pesaingnya. Konsumen mungkin memilih produk yang lebih murah dengan kualitas yang sama atau mendekati. Akibatnya, perusahaan tersebut dapat mengalami penurunan penjualan dan keuntungan yang signifikan. Untuk menghindari risiko ini, perusahaan perlu melakukan analisis elastisitas harga permintaan secara menyeluruh. Mereka harus memahami bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi permintaan dan kinerja bisnis secara keseluruhan. Dengan informasi ini, perusahaan dapat menetapkan harga yang tepat, memastikan bahwa harga tersebut sebanding dengan nilai yang diterima oleh konsumen. Referensi: - Mankiw, N. G. (2014). Principles of Economics. Cengage Learning. - Pindyck, R. S., & Rubinfeld, D. L. (2018). Microeconomics. Pearson.