Sejarah dan Pengembangan Tanur Kupola di China dan Erop

Tanur kupola adalah salah satu metode yang digunakan dalam proses peleburan logam, terutama besi. Metode ini pertama kali ditemukan dan digunakan di China pada masa dinasti Hạn sekitar 403-221 SM. Pada masa itu, kebanyakan besi yang dilebur menggunakan blast furnace atau tanur udara. Namun, pada saat itu juga, tanur kupola mulai digunakan sebagai alternatif untuk melebur ulang besi yang sudah dilebur sebelumnya. Tanur kupola pada masa dinasti Hạn dirancang sedemikian rupa sehingga udara dingin bisa diinjeksi melalui pipa tuyer yang dilewatkan pada lubang atas tanur. Udara dingin ini kemudian dipanaskan saat melewati besi yang sedang dilebur di dalam tanur, sehingga menciptakan suhu yang cukup tinggi untuk melebur besi. Proses ini berlangsung hingga udara panas keluar melalui lubang bawah tanur. Pada abad ke-18, seorang ahli kimia dan fisikawan asal Prancis bernama Rene-Antoine Ferchault de Réaumur mengembangkan tanur kupola lebih lanjut. Pada tahun 1720, Réaumur memperkenalkan perubahan pada desain tanur kupola yang membuatnya lebih efisien dan efektif dalam proses peleburan besi. Perubahan ini meliputi peningkatan aliran udara dan penggunaan bahan bakar yang lebih efisien. Sejak ditemukannya tanur kupola, metode ini terus mengalami perkembangan dan peningkatan di China dan Eropa. Tanur kupola menjadi salah satu teknologi yang penting dalam industri peleburan logam, terutama dalam produksi besi. Penggunaan tanur kupola telah membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proses peleburan besi, serta mengurangi biaya produksi. Seiring berjalannya waktu, teknologi tanur kupola terus berkembang dan ditingkatkan. Berbagai inovasi dan penemuan baru telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas peleburan besi. Meskipun saat ini ada metode peleburan logam lain yang lebih modern dan efisien, tanur kupola tetap menjadi bagian penting dalam sejarah dan perkembangan industri peleburan logam. Dengan demikian, tanur kupola merupakan salah satu inovasi yang penting dalam sejarah peleburan logam di China dan Eropa. Metode ini telah membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proses peleburan besi, serta berperan dalam perkembangan industri peleburan logam secara keseluruhan.