Strategi Risk Retention PT Kelana: Sebuah Pendekatan Proaktif dalam Manajemen Risiko

PT Kelana, dengan armada 200 taksi, memilih strategi *risk retention* untuk menghadapi risiko kecelakaan kecil dan pencurian komponen mobil. Alih-alih membeli asuransi, perusahaan mengalokasikan 1% dari total penjualan tahunan sebagai dana cadangan untuk menanggulangi kerugian. Pendekatan ini menunjukkan perencanaan keuangan yang cermat dan kepercayaan diri perusahaan dalam kemampuannya mengelola risiko secara internal. Keberhasilan strategi ini bergantung pada dua faktor kunci. Pertama, cadangan dana yang dialokasikan harus cukup untuk menutupi kerugian potensial. Perhitungan yang teliti dan analisis historis kejadian serupa sangat penting untuk menentukan besaran dana yang memadai. Kedua, upaya pencegahan proaktif sangat krusial. Pelatihan pengemudi yang ketat, menekankan keselamatan berkendara dan prosedur parkir yang aman, secara signifikan mengurangi probabilitas terjadinya kecelakaan dan pencurian. Aturan dan prosedur yang jelas serta konsisten menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Strategi *risk retention* PT Kelana, meskipun mengandung risiko, menawarkan potensi penghematan biaya asuransi yang signifikan. Namun, keberhasilannya bergantung pada perencanaan yang matang, disiplin dalam pengelolaan dana cadangan, dan komitmen terhadap program pencegahan risiko yang efektif. Keberhasilan ini mencerminkan pendekatan manajemen risiko yang proaktif dan bijaksana, menunjukkan bahwa pengendalian risiko internal yang efektif dapat menjadi alternatif yang layak dibandingkan dengan membeli asuransi. Hal ini memberikan pelajaran berharga bagi perusahaan lain, bahwa dengan perencanaan yang tepat dan disiplin, risiko dapat dikelola secara efektif dan efisien, bahkan tanpa mengandalkan sepenuhnya pada asuransi eksternal. Ini menunjukkan sebuah optimisme dalam kemampuan internal perusahaan untuk mengendalikan nasibnya sendiri.