Bagaimana Baghdad Beradaptasi dengan Perubahan Iklim?

Baghdad, kota peradaban kuno dan ibu kota Irak, menghadapi tantangan berat yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Dengan suhu yang melonjak, kekeringan yang sering terjadi, dan sumber daya air yang semakin menipis, kota ini berada di garis depan krisis global ini. Namun, Baghdad menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi kesulitan ini.

Mengatasi Tantangan Air yang Meningkat

Perubahan iklim telah memperburuk kelangkaan air di Baghdad, sebuah kota yang dilalui oleh Sungai Tigris. Saat suhu meningkat, penguapan meningkat, yang menyebabkan penurunan permukaan air sungai. Selain itu, praktik pengelolaan air yang tidak berkelanjutan dan degradasi lingkungan telah memperburuk masalah ini. Untuk mengatasi tantangan ini, Baghdad telah menerapkan berbagai langkah adaptasi, dengan fokus pada peningkatan infrastruktur air dan mempromosikan penggunaan air yang bertanggung jawab.

Mengurangi Dampak Gelombang Panas Ekstrem

Baghdad mengalami gelombang panas yang ekstrem, dengan suhu sering kali melonjak di atas 50 derajat Celcius (122 derajat Fahrenheit) selama bulan-bulan musim panas. Panas yang ekstrem ini menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi penduduk, terutama bagi mereka yang rentan, seperti anak-anak dan orang tua. Sebagai tanggapan, Baghdad telah menerapkan sistem peringatan dini untuk memberi tahu penduduk tentang gelombang panas yang akan datang. Selain itu, kota ini telah mendirikan pusat pendingin umum yang menyediakan tempat berlindung sementara dari panas yang menyengat.

Membangun Ketahanan di Sektor Pertanian

Pertanian, sektor penting ekonomi Irak, sangat rentan terhadap perubahan iklim. Kekeringan dan kelangkaan air menimbulkan ancaman signifikan bagi hasil panen dan mata pencaharian petani. Untuk membangun ketahanan di sektor pertanian, Baghdad telah mempromosikan praktik pertanian yang hemat air, seperti irigasi tetes dan tanaman toleran kekeringan. Selain itu, kota ini telah mendukung penelitian dan pengembangan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi iklim yang berubah.

Memperkuat Infrastruktur untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Perubahan iklim menimbulkan risiko signifikan terhadap infrastruktur Baghdad, termasuk sistem transportasi, jaringan energi, dan fasilitas kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi tantangan ini, kota ini telah memprioritaskan investasi dalam infrastruktur yang tangguh. Ini termasuk peningkatan sistem drainase untuk mengelola banjir yang lebih baik, memperkuat bangunan dan jembatan agar tahan terhadap peristiwa cuaca ekstrem, dan meningkatkan ketahanan sistem energi kota.

Baghdad menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai akibat dari perubahan iklim. Namun, melalui kombinasi adaptasi dan ketahanan, kota ini membuat kemajuan yang signifikan dalam mengurangi dampak krisis global ini. Dari peningkatan pengelolaan air hingga penguatan infrastruktur, Baghdad menunjukkan komitmen untuk melindungi penduduknya dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan. Saat kota terus beradaptasi dan berinovasi, kota ini berfungsi sebagai contoh bagi kota-kota lain yang menghadapi tantangan serupa di era perubahan iklim ini.