Relevansi Pemikiran Pendidikan Islam KH. Hasyim Asy'ari dengan KH. Ahmad Dahlan

Pemikiran pendidikan Islam KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan memiliki relevansi yang kuat dalam konteks perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Meskipun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda, namun tujuan mereka adalah sama, yaitu memajukan pendidikan Islam dan memperkuat identitas Muslim di tengah masyarakat. KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), menekankan pentingnya pendidikan agama yang kuat dan berbasis pada ajaran Islam yang moderat. Beliau menekankan pentingnya memahami ajaran Islam secara komprehensif dan mengintegrasikannya dengan ilmu pengetahuan modern. Pemikiran ini sejalan dengan visi pendidikan KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, yang juga menekankan pentingnya pendidikan agama yang kuat namun terbuka terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Relevansi pemikiran pendidikan Islam keduanya terlihat dalam upaya mereka untuk membangun lembaga pendidikan yang berkualitas dan berorientasi pada pengembangan karakter Muslim yang berakhlak mulia. Baik NU maupun Muhammadiyah telah berhasil mendirikan sekolah-sekolah, pesantren, dan perguruan tinggi yang menjadi pusat pendidikan Islam di Indonesia. Selain itu, pemikiran pendidikan Islam keduanya juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan. Mereka berusaha untuk memberikan akses pendidikan yang luas kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pendidikan inklusif dan merata yang menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan modern. Dalam konteks pendidikan Islam di Indonesia, pemikiran pendidikan KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan memiliki relevansi yang kuat. Keduanya telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan pendidikan Islam dan memperkuat identitas Muslim di tengah masyarakat. Melalui pendekatan yang berbeda namun tujuan yang sama, mereka telah membentuk landasan yang kokoh bagi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.