Menghitung Harga Pokok Penjualan Berdasarkan Data Persediaan Barang Dagangan

Dalam perhitungan harga pokok penjualan, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti persediaan barang dagangan awal, persediaan barang dagangan akhir, pembelian, penjualan, beban angkut pembelian, potongan pembelian, retur pembelian dan PH, potongan penjualan, serta retur penjualan dan PH. Dalam kasus ini, kita akan menggunakan data persediaan barang dagangan yang diberikan untuk menghitung harga pokok penjualan. Diketahui data persediaan barang dagangan sebagai berikut: - Persediaan barang dagangan awal: Rp 90.000.000,00 - Persediaan barang dagangan akhir: Rp 64.000.000,00 - Pembelian: Rp 20.000.000,00 - Penjualan: Rp 110.700.000,00 - Beban angkut pembelian: Rp 2.400.000,00 - Potongan pembelian: Rp 400.000,00 - Retur pembelian dan PH: Rp 3.000.000,00 - Potongan penjualan: Rp 2.200.000,00 - Retur penjualan dan PH: Rp 6.400.000,00 Untuk menghitung harga pokok penjualan, kita dapat menggunakan rumus berikut: Harga Pokok Penjualan = Persediaan barang dagangan awal + Pembelian + Beban angkut pembelian - Potongan pembelian - Persediaan barang dagangan akhir + Retur pembelian dan PH - Potongan penjualan - Retur penjualan dan PH Menggantikan nilai-nilai yang diberikan ke dalam rumus, kita dapat menghitung harga pokok penjualan sebagai berikut: Harga Pokok Penjualan = Rp 90.000.000,00 + Rp 20.000.000,00 + Rp 2.400.000,00 - Rp 400.000,00 - Rp 64.000.000,00 + Rp 3.000.000,00 - Rp 2.200.000,00 - Rp 6.400.000,00 Setelah melakukan perhitungan, didapatkan hasil sebagai berikut: Harga Pokok Penjualan = Rp 45.000.000,00 Jadi, berdasarkan data persediaan barang dagangan yang diberikan, besarnya harga pokok penjualan adalah Rp 45.000.000,00.