Di Balik Senyum Manis Noella **

Matahari sore menyinari lapangan basket, tempat Ezra berlatih dengan semangat yang tak kunjung padam. Di tengah keringat dan tawa, Ezra tak bisa menyembunyikan debar di dadanya. Noella, gadis yang selalu membuatnya terpesona, sedang duduk di bangku penonton bersama Latifah, sahabatnya. Senyum Noella yang manis, seperti mentari pagi, selalu berhasil mencuri perhatian Ezra. Ezra sudah lama menyimpan rasa suka pada Noella. Setahun lebih ia mendekati Noella dengan cara yang halus, bertanya tentang tugas, mengikuti akun Instagramnya, dan sesekali melempar kode-kode yang tak tertangkap Noella. Noella, dengan sifatnya yang cuek dan bodo amatan, tak pernah menyadari perhatian Ezra. "Dia kayak angin," gumam Ezra, "datang dan pergi tanpa peduli." Ezra mencoba mendekati Noella melalui Latifah, sahabatnya yang juga teman dekat Noella. Namun, apa yang ia dengar dari Latifah membuatnya hampir menyerah. Noella tak ingin pacaran, dan ia cukup cuek terhadap hal-hal romantis. "Kenapa harus susah-susah?" tanya Ezra pada dirinya sendiri. "Mungkin aku memang tak ditakdirkan untuknya." Ezra menghela napas, menatap Noella yang sedang tertawa bersama Latifah. Ia teringat kata-kata bijak yang pernah dibacanya, "Cinta tak selalu harus memiliki, terkadang cukup mengagumi dari kejauhan." Ezra tersenyum, "Mungkin aku memang tak bisa memilikinya, tapi aku akan tetap mengaguminya." Catatan: Cerita ini menggambarkan perasaan Ezra yang rumit terhadap Noella. Ezra adalah anak yang pemalu dan takut ditolak, sehingga ia hanya berani mendekati Noella dengan cara yang halus. Noella, dengan sifatnya yang cuek, tak menyadari perhatian Ezra. Cerita ini berakhir dengan Ezra yang menerima kenyataan bahwa ia mungkin tak bisa memiliki Noella, namun ia tetap akan mengaguminya. Pesan:** Cerita ini mengajarkan kita bahwa cinta tak selalu harus memiliki. Terkadang, cukup mengagumi dari kejauhan. Kita juga belajar bahwa setiap orang memiliki sifat dan cara pandang yang berbeda, dan kita harus menghormati perbedaan tersebut.