Bayangan di Balik Senyumku **

** Aku berdiri di depan cermin, menatap bayangan diriku sendiri. Senyum tipis terukir di bibirku, tapi mataku kosong. Di balik senyum ini, tersembunyi luka yang tak terlihat. Luka yang diukir oleh kata-kata tajam, tatapan sinis, dan tindakan kasar. Aku adalah korban bullying. Setiap hari, aku harus menghadapi mereka. Mereka yang menganggap diri mereka lebih kuat, lebih pintar, lebih populer. Mereka yang senang melihat air mata mengalir di pipiku, yang merasa puas dengan rasa takut yang mencengkeram hatiku. Mereka mengejekku karena caraku berpakaian, karena hobiku, karena cara aku berbicara. Mereka menyebarkan gosip tentangku, membuatku menjadi bahan tertawaan. Mereka bahkan pernah mendorongku hingga aku terjatuh, dan mereka hanya tertawa melihatku terkapar di tanah. Aku mencoba untuk bersikap tegar, untuk tidak menunjukkan rasa sakitku. Aku mencoba untuk tersenyum, untuk berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Tapi di dalam hatiku, aku hancur. Aku merasa sendirian, terisolasi, dan tidak berdaya. Aku tahu aku tidak sendirian. Banyak orang di luar sana yang mengalami hal yang sama. Tapi aku masih merasa takut untuk berbicara. Aku takut mereka akan menertawakan aku, akan menganggap aku lemah. Aku ingin berteriak, ingin melepaskan semua rasa sakit yang terpendam di dalam hatiku. Tapi aku hanya bisa diam, hanya bisa tersenyum, dan berharap bahwa suatu hari nanti, bayangan ini akan menghilang. Aku ingin dunia tahu bahwa di balik senyumku, tersembunyi luka yang dalam. Aku ingin dunia tahu bahwa bullying itu nyata, dan itu menyakitkan. Aku ingin dunia tahu bahwa aku, dan banyak orang lainnya, membutuhkan bantuan.