Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Pendekatan Social Emotional Learning dan Culturally Responsive Teaching dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang melibatkan model discovery learning, pendekatan social emotional learning, dan culturally responsive teaching telah menjadi fokus utama dalam pengembangan modul ajar. Guru-guru kini lebih sering menanyakan perasaan siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan emosional mereka. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa diberikan kebebasan untuk memilih media yang digunakan untuk mengerjakan LKPD, mulai dari kertas konvensional hingga platform digital seperti Canva, podcast, atau video. Hal ini bertujuan untuk mengakomodasi gaya belajar beragam siswa dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh penerapan culturally responsive teaching adalah ketika guru menayangkan video tentang kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta. Dengan memperkenalkan warisan budaya lokal dalam pembelajaran, siswa dapat mengembangkan rasa kebanggaan akan identitas budaya mereka sendiri. Evaluasi pembelajaran juga dilakukan melalui asesmen diagnostik non-kognitif, di mana siswa diminta untuk mengerjakan LKPD yang menekankan penerapan unsur dalam kehidupan sehari-hari. Mereka diajak untuk memahami perbedaan antara unsur logam dan non-logam, pengertian unsur, serta perbedaan sifat fisik dan kimia suatu unsur. Dengan mengintegrasikan berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif dan inklusif, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermanfaat dan menarik bagi siswa. Melalui proses pembelajaran yang holistik dan berpusat pada siswa, diharapkan setiap individu dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang mendukung.