PDIP Tegaskan Tidak Mengenal Koalisi dan Oposisi dalam Konteks Ketatanegaraan ##

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa partainya tidak mengenal terminologi koalisi dan oposisi dalam konteks ketatanegaraan. Hal ini disampaikannya menanggapi pertanyaan wartawan terkait pertemuan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Hasto menjelaskan bahwa secara hukum, tidak ada istilah koalisi dan oposisi. Ia mengajak semua pihak untuk menunggu perkembangan terkait pertemuan tersebut. Yang pasti, hubungan Megawati dengan Prabowo sangat dekat dan tidak ada masalah. "Kalau secara pribadi, saya tahu persis Ibu Ketua Umum dengan Pak Prabowo itu sangat dekat. Bahkan bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa pada saat kepulangan Pak Prabowo juga, kan, pada saat zaman Ibu Mega, pemerintahan. Artinya di sini, mari kita tunggu," kata Hasto. Pernyataan Hasto ini menunjukkan bahwa PDIP memiliki pandangan yang berbeda mengenai sistem politik di Indonesia. Partai ini tampaknya lebih menekankan pada kerja sama dan kolaborasi antar partai, terlepas dari perbedaan ideologi atau pandangan politik. Pertemuan Megawati dan Prabowo sendiri menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai sinyal politik yang penting menjelang Pemilu 2024. Namun, Hasto menegaskan bahwa pertemuan tersebut tidak perlu diartikan sebagai langkah menuju koalisi atau oposisi. Pernyataan Hasto ini tentu saja memicu berbagai spekulasi dan interpretasi. Namun, yang pasti, PDIP tetap konsisten dengan pendiriannya bahwa partai ini tidak mengenal terminologi koalisi dan oposisi dalam konteks ketatanegaraan.