Perbandingan Konteks Pergumulan Injil Lukas dan Injil Yohanes

Injil Lukas adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Injil ini diyakini ditulis oleh Lukas, seorang pengikut Yesus dan seorang dokter. Konteks pergumulan Injil Lukas mencakup beberapa aspek yang penting untuk dipahami. Pertama, Injil Lukas ditulis untuk komunitas Kristen yang terdiri dari orang-orang non-Yahudi atau orang-orang yang tidak memiliki latar belakang Yahudi. Oleh karena itu, Lukas berusaha menjelaskan dan menghubungkan ajaran Yesus dengan konteks budaya dan sosial mereka. Ini dapat dilihat dari penekanan Lukas pada keramahan dan inklusivitas Yesus terhadap orang-orang yang dianggap terpinggirkan oleh masyarakat pada saat itu, seperti perempuan, orang miskin, dan orang asing. Kedua, Injil Lukas juga menekankan pentingnya kasih sayang dan belas kasihan dalam ajaran Yesus. Lukas menyoroti kisah-kisah penyembuhan dan pemulihan yang menunjukkan kepedulian Yesus terhadap penderitaan manusia. Hal ini mencerminkan konteks pergumulan komunitas Kristen pada saat itu, di mana mereka dihadapkan dengan tantangan dan penderitaan yang beragam. Sementara itu, Injil Yohanes memiliki konteks sosial budaya yang berbeda yang mempengaruhi penulisannya. Meskipun penulis sebenarnya masih diperdebatkan, banyak yang menduga bahwa Injil Yohanes ditulis oleh murid Yesus yang bernama Yohanes. Konteks pergumulan Injil Yohanes mencakup beberapa aspek yang menarik. Pertama, Injil Yohanes menekankan keilahian Yesus dan hubungannya dengan Allah Bapa. Penulis Injil ini menggunakan bahasa dan simbol-simbol yang lebih metaforis dan spiritual untuk menggambarkan Yesus sebagai Firman yang menjadi daging. Hal ini mencerminkan konteks pergumulan komunitas Kristen pada saat itu, di mana mereka dihadapkan dengan tantangan dari pemikiran dan kepercayaan yang berbeda. Kedua, Injil Yohanes juga menyoroti konflik antara Yesus dan pemimpin agama Yahudi pada saat itu. Penulis Injil ini menekankan penolakan dan penganiayaan terhadap Yesus oleh otoritas agama Yahudi, yang mencerminkan konteks pergumulan komunitas Kristen yang menghadapi penindasan dan penganiayaan. Dalam perbandingan konteks pergumulan Injil Lukas dan Injil Yohanes, dapat dilihat bahwa keduanya memiliki fokus yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan tantangan komunitas Kristen pada saat itu. Injil Lukas menekankan inklusivitas dan belas kasihan, sementara Injil Yohanes menekankan keilahian Yesus dan konflik dengan pemimpin agama Yahudi. Meskipun berbeda dalam pendekatan dan penekanan, keduanya tetap menyampaikan pesan penting tentang ajaran dan kehidupan Yesus yang relevan bagi komunitas Kristen hingga saat ini.