Anggota Tambahan dalam PPKI dan Daerah Merek

Pada tahun 1945, Konstitusi Negara Indonesia dibentuk oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Panitia ini terdiri dari 62 anggota, yang dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok Islam, kelompok Nasionalis, dan kelompok Kristen. Selain anggota-anggota ini, ada beberapa anggota tambahan yang juga berperan penting dalam pembentukan negara baru. Salah satu anggota tambahan yang paling terkenal adalah Mohammad Hatta, yang merupakan anggota kelompok Islam dan berasal dari Sumatera Utara. Mohammad Hatta adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menjadi Wakil Presiden pertama negara tersebut. Dia juga merupakan salah satu pendiri Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia. Anggota tambahan lainnya adalah Radèn Adjie, yang berasal dari Jawa Tengah dan merupakan anggota kelompok Nasionalis. Radèn Adjie adalah seorang ahli hukum dan politik yang berperan penting dalam pembentukan konstitusi negara. Dia juga merupakan salah satu pendiri Partai Demokrat Indonesia dan Partai Persatuan Pembangunan. Selain Mohammad Hatta dan Radèn Adjie, ada beberapa anggota tambahan lainnya yang juga berperan penting dalam pembentukan negara baru. Mereka termasuk Soekarno, yang merupakan Presiden pertama Indonesia dan salah satu tokoh terpenting dalam perjuangan kemerdekaan negara tersebut. Soekarno juga merupakan salah satu pendiri Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Selain itu, ada juga anggota tambahan lainnya yang berperan penting dalam pembentukan negara baru, seperti Mohammad Yamin, yang merupakan anggota kelompok Islam dan berasal dari Jawa Timur. Mohammad Yamin adalah seorang ahli hukum dan politik yang berperan penting dalam pembentukan konstitusi negara. Dia juga merupakan salah satu pendiri Partai Persatuan Pembangunan. Secara keseluruhan, anggota tambahan dalam PPKI dan daerah mereka berperan penting dalam pembentukan negara baru. Mereka membawa perspektif dan keahlian yang berbeda ke dalam panitia, yang membantu dalam pembentukan konstitusi negara dan memastikan bahwa negara baru didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan.