Saat Dunia Berhenti Berputar: Kisah Panik Sang Kakak ##

Udara di teater terasa berat, seperti beban yang tak tertahankan. Sorot lampu panggung yang tadinya menari-nari dengan gembira, kini terasa dingin dan menusuk. Di tengah hiruk pikuk penonton yang menikmati pertunjukan, hati Shani Indira Natio berdebar kencang. Adiknya, yang biasanya ceria dan penuh semangat, terkulai lemas di sampingnya. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi keningnya. Shani panik. Dunia seakan berhenti berputar. Pikirannya berputar-putar, mencari solusi. "Kenapa dia pingsan? Apa yang harus kulakukan?" Shani mencoba mengingat pelajaran pertolongan pertama yang pernah dipelajarinya. Dengan tangan gemetar, ia memeriksa nadi adiknya. Syukurlah, masih berdetak, meski lemah. Shani memanggil petugas teater dengan suara serak. Ia menjelaskan situasi dengan panik. Petugas teater dengan sigap mengantar adik Shani ke ruang kesehatan. Shani mengikuti di belakang, hatinya masih berdebar kencang. Di ruang kesehatan, adik Shani mendapat pertolongan pertama. Shani menunggu dengan cemas, matanya tak lepas dari adiknya. Setelah beberapa saat, adiknya mulai siuman. Shani lega, rasa paniknya perlahan mereda. Pengalaman itu mengajarkan Shani betapa pentingnya pertolongan pertama. Ia bersyukur karena petugas teater sigap membantu adiknya. Shani berjanji untuk belajar lebih banyak tentang pertolongan pertama, agar ia bisa membantu orang lain di masa depan. Wawasan: Kisah ini mengingatkan kita bahwa pertolongan pertama sangat penting dalam situasi darurat. Kecepatan dan kesigapan dalam memberikan pertolongan dapat menyelamatkan nyawa. Semoga kita semua dapat belajar dan menerapkan ilmu pertolongan pertama, agar dapat membantu orang lain di saat membutuhkan.