Mengenal Perbedaan Ria dan Sumah dalam Perspektif Amal Kebaikan ##

Ria dan sumah merupakan dua penyakit hati yang berbahaya bagi kehidupan manusia, terutama dalam konteks amal kebaikan. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam merusak nilai amal, terdapat perbedaan mendasar yang perlu dipahami. Perbedaan utama terletak pada jenis amal kebaikan yang dilakukan. Ria, yang berarti pamer dalam beramal, cenderung dilakukan pada amal yang bersifat menonjol dan terlihat oleh orang lain. Contohnya, seseorang yang bersedekah dengan jumlah besar di depan umum atau membangun masjid dengan nama besar terukir di batu bata. Sementara itu, sumah, yang berarti beramal dengan tujuan mendapatkan pujian dan sanjungan, lebih fokus pada amal yang bersifat pribadi dan tersembunyi. Misalnya, seseorang yang bersedekah kepada fakir miskin dengan harapan mendapatkan pujian dari orang lain atau membantu orang lain dengan tujuan agar dirinya terlihat baik di mata orang lain. Perbedaan lainnya terletak pada waktu dalam penyampaian. Ria cenderung dilakukan seketika setelah melakukan amal, dengan tujuan agar orang lain mengetahui kebaikan yang telah dilakukan. Sebaliknya, sumah dapat dilakukan kapan saja, bahkan setelah waktu yang lama, dengan tujuan agar orang lain mengetahui kebaikan yang telah dilakukan dan memuji dirinya. Perbedaan terakhir terletak pada tujuan dalam penyampaian. Ria bertujuan untuk mencari pujian dan pengakuan dari orang lain, sementara sumah bertujuan untuk mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang lain. Penting untuk diingat bahwa baik ria maupun sumah dapat merusak nilai amal kebaikan. Amal yang dilakukan dengan niat yang tidak murni akan sia-sia dan tidak akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berhati-hati dan berusaha untuk menjauhi kedua penyakit hati ini. Kesimpulan: Memahami perbedaan antara ria dan sumah sangat penting dalam menjaga keikhlasan dalam beramal. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih fokus pada niat yang murni dan menghindari perbuatan yang dapat merusak nilai amal kebaikan. Semoga kita semua dapat terhindar dari penyakit hati ini dan senantiasa mendapatkan ridho Allah SWT dalam setiap amal kebaikan yang kita lakukan.