Aroma Masa Lalu: Menelusuri Jejak Biko Blewut di Museum **

** Udara pagi yang sejuk menyapa saat aku melangkah memasuki museum. Aroma kayu jati tua dan debu bercampur dengan bau rempah-rempah samar, membangkitkan rasa penasaran. Di tengah ruangan, sebuah lemari kaca menyapa, di dalamnya terpajang biko blewut, makanan tradisional yang telah menjadi legenda. Biko blewut, makanan khas daerah Jawa Tengah, terbuat dari beras ketan yang direbus dengan santan dan gula merah. Teksturnya yang lembut dan manisnya yang pas membuat biko blewut menjadi makanan favorit di masa lampau. Namun, seiring berjalannya waktu, biko blewut mulai terlupakan. Museum ini menjadi tempat pelestarian biko blewut. Di sini, pengunjung dapat melihat proses pembuatan biko blewut secara tradisional, mulai dari pemilihan bahan hingga proses pengolahannya. Selain itu, museum juga menyimpan berbagai koleksi alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan biko blewut. Melihat biko blewut yang terpajang di museum, aku teringat masa kecilku. Saat itu, biko blewut menjadi makanan favoritku. Ibu sering membuatnya untukku, dan aku selalu menantikan saat-saat menikmati biko blewut hangat bersama keluarga. Museum ini bukan hanya tempat menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi juga tempat untuk mengenang masa lalu. Biko blewut, yang dulunya hanya makanan biasa, kini menjadi simbol budaya dan sejarah yang patut dilestarikan. Melalui museum ini, aku berharap biko blewut dapat kembali dikenal dan digemari oleh generasi muda. Aroma masa lalu yang terukir dalam biko blewut, semoga dapat menginspirasi kita untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa.