Si Putih Hilang **

Matahari sore mulai meredup, menyapa langit dengan warna jingga kemerahan. Di teras rumah, seorang anak lelaki bernama Rian duduk termenung, matanya menerawang ke arah taman yang sepi. Biasanya, di waktu seperti ini, kucing kesayangannya, Si Putih, akan bermanja-manja di pangkuannya, mengeong pelan sambil mengelus-elus pipinya dengan kaki kecilnya. Namun, hari ini, Si Putih tak kunjung muncul. Rian mulai gelisah. Ia memanggil-manggil Si Putih dengan suara yang semakin meninggi, namun tak ada jawaban. Ia berlari ke sana kemari, mencari di setiap sudut taman, di balik pohon, dan di bawah kolong rumah. Namun, Si Putih tetap tak ditemukan. Rian merasa seperti kehilangan sebagian jiwanya. Si Putih bukan sekadar hewan peliharaan, tapi sahabat karibnya. Mereka menghabiskan waktu bersama setiap hari, bermain kejar-kejaran di taman, atau bercengkerama di atas sofa. Rian selalu merasa tenang dan bahagia saat Si Putih berada di dekatnya. Malam semakin larut, namun Si Putih tak kunjung ditemukan. Rian tertidur dengan perasaan sedih dan hampa. Ia bermimpi bertemu Si Putih di sebuah taman bunga yang indah. Si Putih tersenyum padanya, matanya berbinar-binar, seolah berkata, "Jangan khawatir, aku akan kembali." Keesokan harinya, Rian kembali mencari Si Putih. Ia menempelkan poster berisi foto Si Putih di setiap sudut kampung. Ia juga bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya, berharap ada yang melihat Si Putih. Hingga akhirnya, di sore hari, Rian mendengar suara mengeong yang familiar. Ia berlari ke arah suara itu, dan betapa terkejutnya ia saat melihat Si Putih terjebak di dalam sumur tua di belakang rumahnya. Rian langsung memanggil bantuan. Dengan susah payah, mereka berhasil mengeluarkan Si Putih dari sumur. Si Putih tampak lemas dan kotor, namun matanya masih berbinar-binar, seolah mengucapkan terima kasih kepada Rian. Rian memeluk Si Putih erat-erat. Ia merasa sangat bahagia dan lega. Ia bersyukur Si Putih masih hidup dan kembali padanya. Ia berjanji akan selalu menjaga Si Putih dan tidak akan pernah melepaskannya lagi. Majas: * Personifikasi: "Si Putih tersenyum padanya, matanya berbinar-binar, seolah berkata, 'Jangan khawatir, aku akan kembali.'" * Metafora: "Rian merasa seperti kehilangan sebagian jiwanya." * Simile: "Si Putih tampak lemas dan kotor, namun matanya masih berbinar-binar, seolah mengucapkan terima kasih kepada Rian." Pesan:** Cerita ini mengajarkan kita tentang pentingnya persahabatan dan kasih sayang, serta bagaimana kita harus selalu berusaha untuk menemukan kembali hal-hal yang kita sayangi, meskipun itu terasa sulit.