Fraktur Terabaikan: Tinjauan Literatur dan Studi Kasus
4 (97 suara) Fraktur terabaikan adalah masalah kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kehilangan gigi, infeksi, dan penyakit periodontal. Meskipun ada banyak penelitian tentang fraktur terabaikan, masih banyak yang perlu dipelajari tentang penyebab, diagnosis, dan pengobatannya. Artikel ini akan meninjau literatur tentang fraktur terabaikan dan membahas studi kasus untuk mengilustrasikan pentingnya diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu.
Fraktur Terabaikan: Definisi dan Epidemiologi
Fraktur terabaikan adalah fraktur tulang yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan benar. Ini dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk kurangnya akses ke perawatan kesehatan, kurangnya kesadaran tentang gejala fraktur, atau kesalahan dalam diagnosis. Fraktur terabaikan dapat terjadi pada tulang mana pun di tubuh, tetapi paling sering terjadi pada tulang kaki, tangan, dan wajah.
Epidemiologi fraktur terabaikan sulit ditentukan karena tidak ada sistem pelacakan yang komprehensif. Namun, diperkirakan bahwa fraktur terabaikan terjadi pada persentase yang signifikan dari populasi. Sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa sekitar 10% dari semua fraktur tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan benar.
Faktor Risiko untuk Fraktur Terabaikan
Ada sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami fraktur terabaikan. Faktor-faktor ini meliputi:
* Usia: Orang tua lebih mungkin mengalami fraktur terabaikan karena tulang mereka lebih rapuh dan mereka mungkin lebih mungkin mengalami jatuh.
* Jenis kelamin: Wanita lebih mungkin mengalami fraktur terabaikan daripada pria, mungkin karena tulang mereka lebih tipis.
* Riwayat fraktur: Orang yang memiliki riwayat fraktur lebih mungkin mengalami fraktur terabaikan di masa depan.
* Kondisi medis: Kondisi medis tertentu, seperti osteoporosis dan diabetes, dapat meningkatkan risiko fraktur terabaikan.
* Penggunaan obat-obatan: Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko fraktur.
* Kurangnya akses ke perawatan kesehatan: Orang yang tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan mungkin lebih mungkin mengalami fraktur terabaikan karena mereka mungkin tidak dapat mencari perawatan medis tepat waktu.
Gejala Fraktur Terabaikan
Gejala fraktur terabaikan dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan keparahan fraktur. Gejala umum meliputi:
* Nyeri: Nyeri adalah gejala yang paling umum dari fraktur terabaikan. Nyeri dapat terjadi secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap.
* Bengkak: Bengkak di sekitar area fraktur adalah gejala umum lainnya.
* Lebam: Lebam dapat muncul di sekitar area fraktur.
* Deformitas: Deformitas dapat terjadi jika fraktur tidak diobati dengan benar.
* Kehilangan fungsi: Kehilangan fungsi di area yang terkena dapat terjadi jika fraktur tidak diobati dengan benar.
Diagnosis Fraktur Terabaikan
Diagnosis fraktur terabaikan dapat menjadi tantangan karena gejala dapat mirip dengan kondisi lain. Dokter dapat menggunakan berbagai tes untuk mendiagnosis fraktur terabaikan, termasuk:
* Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa area yang terkena untuk mencari tanda-tanda fraktur, seperti nyeri, bengkak, dan deformitas.
* Sinar-X: Sinar-X adalah tes pencitraan yang dapat digunakan untuk melihat tulang dan mendiagnosis fraktur.
* Pemindaian CT: Pemindaian CT adalah tes pencitraan yang lebih canggih yang dapat memberikan gambar yang lebih detail tentang tulang.
* MRI: MRI adalah tes pencitraan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar detail tentang tulang dan jaringan lunak.
Pengobatan Fraktur Terabaikan
Pengobatan fraktur terabaikan akan bervariasi tergantung pada lokasi dan keparahan fraktur. Pilihan pengobatan meliputi:
* Imobilisasi: Imobilisasi adalah pengobatan yang paling umum untuk fraktur terabaikan. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan gips, bidai, atau penyangga.
* Operasi: Operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki fraktur yang parah atau yang tidak sembuh dengan baik.
* Obat-obatan: Obat-obatan dapat digunakan untuk mengelola nyeri dan peradangan.
* Terapi fisik: Terapi fisik dapat membantu mengembalikan fungsi dan kekuatan ke area yang terkena.
Studi Kasus
Seorang wanita berusia 65 tahun datang ke dokter dengan nyeri di pergelangan kaki kanan. Dia telah jatuh beberapa minggu sebelumnya, tetapi dia tidak mencari perawatan medis karena dia mengira itu hanya terkilir. Nyeri di pergelangan kakinya semakin memburuk, dan dia mulai mengalami bengkak dan lebam. Dokter melakukan sinar-X dan menemukan bahwa dia mengalami fraktur terabaikan pada pergelangan kakinya. Wanita itu diobati dengan gips dan terapi fisik. Dia pulih sepenuhnya dari fraktur dan dapat kembali ke aktivitas normalnya.
Kesimpulan
Fraktur terabaikan adalah masalah kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Penting untuk mencari perawatan medis tepat waktu jika Anda mengalami gejala fraktur. Diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu dapat membantu mencegah komplikasi dan memastikan pemulihan penuh.
