Lisosom dan Perannya dalam Sistem Imun: Sebuah Tinjauan Literatur

Lisosom adalah organel yang terikat membran yang ditemukan dalam banyak sel eukariotik. Mereka mengandung berbagai enzim hidrolitik yang dapat memecah berbagai biomolekul, seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat. Lisosom bertindak sebagai sistem pencernaan sel, memecah bahan seluler yang tidak lagi diperlukan atau rusak.

Mekanisme Lisosom dalam Sistem Imun

Lisosom memainkan peran penting dalam sistem imun dengan mendegradasi patogen dan antigen yang menyerang tubuh. Proses ini, yang dikenal sebagai fagositosis, melibatkan sel imun, seperti makrofag dan neutrofil, menelan partikel asing dan membungkusnya dalam vesikel yang disebut fagosom. Fagosom kemudian bergabung dengan lisosom, membentuk fagolisosom.

Di dalam fagolisosom, enzim hidrolitik lisosom dilepaskan, menciptakan lingkungan asam dan memecah patogen atau antigen. Enzim ini bekerja dengan menghidrolisis ikatan kimia dalam molekul target, secara efektif menghancurkannya menjadi fragmen yang lebih kecil dan tidak berbahaya. Proses degradasi ini sangat penting untuk menghilangkan patogen, mencegah penyebaran infeksi, dan memulai respons imun.

Peran Lisosom dalam Presentasi Antigen

Selain degradasi langsung, lisosom juga berkontribusi pada presentasi antigen, sebuah proses penting untuk aktivasi sel T dan inisiasi respons imun adaptif. Setelah degradasi patogen dalam lisosom, beberapa fragmen peptida yang dihasilkan, yang dikenal sebagai epitop, dimuat ke molekul kompleks histokompatibilitas mayor (MHC) kelas II.

Molekul MHC kelas II dengan epitop yang terikat kemudian diperdagangkan ke permukaan sel, di mana mereka dipresentasikan ke sel T. Pengenalan epitop spesifik oleh reseptor sel T memicu kaskade sinyal yang mengaktifkan sel T, yang mengarah ke aktivasi sel imun lainnya dan pembentukan respons imun yang ditargetkan terhadap patogen.

Disregulasi Lisosom dan Implikasi Imun

Disregulasi fungsi lisosom telah terlibat dalam berbagai penyakit, termasuk gangguan autoimun, penyakit neurodegeneratif, dan kanker. Pada gangguan autoimun, fungsi lisosom yang rusak dapat menyebabkan degradasi antigen yang tidak tepat dan presentasi epitop diri, yang mengarah pada aktivasi sel T yang salah dan serangan terhadap jaringan tubuh sendiri.

Pada penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson, disfungsi lisosom dapat berkontribusi pada akumulasi protein agregat dan kematian sel saraf. Pada kanker, lisosom dapat memainkan peran ganda, baik menekan maupun mendorong pertumbuhan tumor. Di satu sisi, lisosom dapat melindungi sel tumor dari kemoterapi dengan mengasingkan obat-obatan sitotoksik. Di sisi lain, lisosom juga dapat berkontribusi pada metastasis tumor dengan mempromosikan degradasi matriks ekstraseluler.

Kesimpulan

Lisosom adalah organel penting yang memainkan peran penting dalam sistem imun. Mereka berkontribusi pada pertahanan inang dengan mendegradasi patogen, memproses antigen, dan mendukung presentasi antigen. Disregulasi fungsi lisosom dapat memiliki implikasi imunologis yang mendalam, yang mengarah pada perkembangan berbagai penyakit. Memahami peran kompleks lisosom dalam sistem imun sangat penting untuk mengembangkan strategi terapeutik baru untuk menargetkan penyakit terkait imun.