Mr. Soepomo: Peletak Dasar Negara Republik Indonesi

Pendahuluan: Mr. Soepomo, seorang anak bangsawan yang pendiam, memainkan peran penting dalam pembentukan negara Indonesia. Dengan keahlian hukum dan pemahaman yang mendalam tentang hukum adat, ia berkontribusi dalam penyusunan UUD 1945, undang-undang dasar negara. Selain itu, ia juga menjadi otak di balik teori integralistik dalam Penjelasan UUD 1945. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kehidupan dan karya Mr. Soepomo, serta dampaknya terhadap negara Indonesia. Bagian 1: Pendidikan dan Latar Belakang Mr. Soepomo Mr. Soepomo lahir pada tanggal 22 di Sukoharjo, dekat Solo, sebagai putra dari pasangan Raden Tumenggung Wignyodipuro Anom Inspektur Hasil Negeri Kesunanan Surakarta) dan R.A.Renak Wignyodipuro (putri Raden Tumenggung Reksowardono Anom Sukoharjo). Ia memiliki 11 saudara dan beruntung bisa menikmati pendidikan yang layak dari Earropeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar bagi anak-anak Belanda. Ia melanjutkan pendidikannya ke Meer Uigebrell Lager Onderwijs (MULO) di Solo dan lulus pada tahun 1920. Selanjutnya, ia melanjutkan studi di Rechtsschool (sekolah hukum) di Batavia (Jakarta) dan lulus pada tahun 1923. Pada usia 21 tahun, Soepomo mendapat tugas belajar ke Faculteit der Rechtsgeleerdheid, Universitas Leiden, dan meraih gelar Meester in de Rechten (Mr) dengan predikat summa cum laude. Ia juga meraih gelar doktor ilmu hukum (Doctor in de Rechsseleerdheid) dengan disertasi berjudul De Reorganisatic van het Agrarisch stelsel in het Gewest Soerakarta. Selama studi, Soepomo bergabung dalam organisasi mahasiswa bernama Perhimpunan Indonesia. Bagian 2: Karya dan Prestasi Mr. Soepomo Ketika kembali ke Indonesia pada usia 24 tahun, Mr. Soepomo langsung mengabdikan hidupnya pada pekerjaan. Ia sempat berpindah-pindah domisili mengikuti panggilan tugas, dari Sragen, Yogyakarta, Jakarta, dan Saugas di Jakarta, ia melakukan penelitian hukum adat (privadtrech der Inheemse bevolking) di daerah hukum (rechtskring) Jawa Barat. Selama masa Jepang berkuasa, Mr. Soepomo memegang posisi penting seperti kepala Kantor Perundang-undangan (Hook Cho) dan kepala Departemen Kehakiman (Shijobucho). Selain itu, ia juga dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Gadjah Mada, posisi yang ia pegang dari tahun 1951 hingga 15 April 1954. Kecakapan Mr. Soepomo terlihat dalam beberapa tulisan seperti Het adatgrondenerfreeht in udatprevaatrecht in West Java (1933) dan De Verhoding van Individu en Gemeenschap in Her chr (1940). Bagian 3: Warisan Mr. Soepomo Mr. Soepomo meninggal akibat jantung pada tanggal 12 September 1958 di Jakarta dan dimakamkan di Solo. Atas jasa-jasa beliau, pemerintah RI menetapkan Mr. Soepomo sebagai Pahlawan Nasional. Warisan Mr. Soepomo masih terlihat dalam kontribusinya terhadap negara Indonesia. Ia memainkan peran penting dalam pembentukan negara dan undang-undang dasar negara. Selain itu, pemahaman dan keahlian hukumnya dalam hukum adat juga membantu dalam penyusunan UUD 1945. Mr. Soepomo juga menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa dan akademisi hukum di Indonesia. Kesimpulan: Mr. Soepomo adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Dengan ke